Monday, 14 January 2019

Hadits Arba’in Nawawi: Matan dan Terjemah


Hadits Arba’in Nawawi: Matan dan Terjemah


Judul Asli:
الأربعين النووية
Penulis:
Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasqi (w. 676 H)
Penerbit:
Darussalam: cet. ke-2 th. 1428 H2007 M, tahqiq: Muhammad Awad Haikal
Edisi Terjemah:
Hadits Arba’in Nawawi: Matan dan Terjemah
Penerjemah:
Abu Zur’ah ath-Thaybi

DAFTAR ISI

[Muqaddimah Penerjemah]
Hadits ke-1: Amal Tergantung Niat
Hadits ke-2: Pengertian Islam, Iman, dan Ihsan
Hadits ke-3: Rukun Islam
Hadits ke-4: Proses Penciptaan Manusia dan Takdir yang Menyertainya
Hadits ke-5: Bahaya Bid’ah
Hadits ke-6: Halal dan Haram
Hadits ke-7: Agama adalah Nasihat
Hadits ke-8: Haram Darah Seorang Muslim
Hadits ke-9: Menjalankan Perintah Semampunya
Hadits ke-10: Meninggalkan yang Haram
Hadits ke-11: Tinggalkan Apa yang Meragukan
Hadits ke-12: Tinggalkan Apa yang Tidak Berguna
Hadits ke-13: Di Antara Kesempurnaan Iman
Hadits ke-14: Sebab-Sebab Darah Ditumpahkan
Hadits ke-15: Di Antara Akhlak Seorang Mukmin
Hadits ke-16: Jangan Marah
Hadits ke-17: Berbuat Baik Atas Segala Sesuatu
Hadits ke-18: Bertakwalah Kepada Allah
Hadits ke-19: Jagalah Allah, Maka Dia akan Menjagamu
Hadits ke-20: Malu Akhlak Para Nabi
Hadits ke-21: Katakanlah, “Aku beriman kepada Allah!”
Hadits ke-22: Amalan yang Memasukkan ke Surga
Hadits ke-23: Setiap Manusia Berbuat
Hadits ke-24: Janganlah Kalian Saling Menzhalimi
Hadits ke-25: Setiap Kebaikan adalah Sedekah
Hadits ke-26: Setiap Persendian Wajib Bersedekah
Hadits ke-27: Kebaikan dan Dosa
Hadits ke-28: Mendengar dan Ta’at
Hadits ke-29: Pintu-Pintu Kebaikan
Hadits ke-30: Batasan-Batasan Allah
Hadits ke-31: Buah Zuhud
Hadits ke-32: Tidak Ada Bahaya dan Tidak Boleh Membahayakan
Hadits ke-33: Bukti Wajib Bagi Penuntut
Hadits ke-34: Merubah Kemungkaran
Hadits ke-35: Hamba-Hamba Allah adalah Bersaudara
Hadits ke-36: Keutamaan Akhlak dan Ilmu
Hadits ke-37: Kebaikan dan Keburukan
Hadits ke-38: Keutamaan Wali Allah
Hadits ke-39: Tiga Hal yang Allah Maafkan
Hadits ke-40: Hiduplah Laksana Musafir
Hadits ke-41: Mengikuti Syariat adalah Tiang Keimanan
Hadits ke-42: Luasnya Ampunan Allah


MUQADDIMAH PENERJEMAH

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّباً مُبَارَكًا فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَاهُ، وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ:
Alhamdulillah telah selesai penggarapan terjemah kutaib (kitab kecil)
dari matan kitab hadits yang terkenal Arba’in an-Nawawi “Kumpulan 42
Hadits Pilihan” yang disusun oleh Al-Hafizh An-Nawawi (w. 676 H). Matan
ini termasuk jajaran matan hadits yang banyak dikaji maupun disyarah
oleh para ulama karena berisi pokok-pokok agama Islam.
Yang saya lakukan pada hadits-hadits dalam kutaib ini adalah:
[1] Menerjemahkan dengan gaya bahasa sendiri dan membandingkannya dengan
hasil terjemahan lain saat menemui kesulitan dan keganjalan.
[2] Judul saya buat sendiri dengan menggabungkan judul yang ada pada
kitab Syarah al-Arbain an-Nawawiyah oleh Imam Ibnu Daqiq ‘Id
(Darussalam: cet. ke-2 th. 1428 H2007 M, tahqiq: Muhammad Awad Haikal)
dan Syarah Hadits Arbain oleh Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas (Pustaka
Imam asy-Syafi’i: cet. ke-1 th. 1432 H2011 M), dan terkadang tidak dari
keduanya karena pertimbangan terlalu panjang judulnya.
[3] Takhrij saya ambil dari kitab Syarah Hadits Arbain karya Ustadz
Yazid Jawas.
[4] Terkadang ada beberapa lafazh hadits yang tidak sama antara satu
cetakan dengan cetakan lainnya. Jika menjumpai demikian, saya mengambil
redaksi yang ada di kitab Syarah al-Arbain an-Nawawiyah oleh Ibnu
Daqiq ‘Id.


ARBA’IN NAWAWI: MATAN DAN TERJEMAH

Hadits ke-1
Amal Tergantung Niat
عَنْ أَمِيرِ المُؤمِنينَ أَبي حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإنَّمَا لِكُلِّ امْرِىءٍ مَا نَوَى،
فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلى اللهِ وَرَسُوله فَهِجْرتُهُ إلى اللهِ وَرَسُوُله، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ
لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَو امْرأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ»
رواه إماما المحدثين أبو عبدالله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن
بَرْدِزْبَه البخاري، وأبو الحسين مسلم بن الحجَّاج ين مسلم القشيري النيسابوري،
في صحيحيهما اللَذين هما أصح الكتب المصنفة.
Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu
berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung dengan niatnya dan setiap
orang akan mendapatkan sesuai dengan niatnya. Maka, barangsiapa yang
hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan
Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya kepada dunia yang ingin diraih
atau wanita yang ingin dinikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia
berhijrah kepadanya.”
Diriwayatkan oleh dua imam ahli hadits: Abu Abdillah Muhammad bin Ismail
bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari dan Abul Husain
Muslim bin Hajjaj bin Muslim al-Qushairi an-Naisaburi di kedua kitab
Shahihnya yang merupakan dua kitab paling shahih yang pernah disusun.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 1, 54, 2529, 3898, 5070,
6689, 6953), Shahih Muslim (no. 1907), Sunan Abu Dawud (no. 2201),
Sunan at-Tirmidzi (no. 1647), Sunan Ibnu Majah (no. 4227), Sunan
an-Nasa`i (I59-60), Musnad Ahmad (I25, 43), Sunan ad-Daruquthni
(I136), dan Shahih Ibnu Khuzaimah (no. 455)]


Hadits ke-2
Pengertian Islam, Iman, dan Ihsan
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيضاً قَال: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ، إَذْ طَلَعَ عَلَيْناَ رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثّياب، شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى
عَلَيهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنا أحَدٌ حَتى جَلَسَ إلَى النبِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذِيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ
الإِسْلاَم! فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إلَه
إلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدَاً رَسُولُ الله، وَتُقِيْمَ الصَّلاَة، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ،
وَتَحُجَّ البيْتَ إِنِ اِسْتَطَعتَ إِليْهِ سَبِيْلاً»
قَالَ: صَدَقْتَ. فَعجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرِنيْ عَنِ الإِيْمَانِ! قَالَ: «أَنْ
تُؤمِنَ بِالله، وَمَلاِئكَتِه، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَومِ الآَخِر، وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ»
قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ فَأخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ! قَالَ: «أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لمْ
تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ» قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ! قَالَ: «مَا الْمَسئُوُلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ
مِنَ السَّائِلِ» قَالَ: فَأخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِها! قَالَ: «أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا، وَأَنْ تَرى
الحُفَاةَ العُرَاةَ العَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي البُنْيَانِ» ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثتُ مَلِيَّاً
ثُمَّ قَالَ: «يَا عُمَرُ! أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ؟» قُلْتُ: اللهُ وَرَسُوله أَعْلَمُ قَالَ: «فَإِنَّهُ
جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلَّمُكُمْ دِيْنَكُمْ» رواه مسلم.
Dari ‘Umar radhiyallahu ‘anhu juga, berkata: pada suatu hari kami
duduk di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba
datang kepada kami seseorang yang sangat putih pakaiannya, sangat hitam
rambutnya, tidak nampak kalau sedang bepergian, dan tidak ada seorang
pun dari kami yang mengenalnya. Kemudian dia duduk menghadap Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menyandarkan lututnya kepada lutut
beliau, dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas paha beliau. Dia
bertanya, “Ya Muhammad! Kabarkan kepadaku tentang Islam.” Maka,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam adalah Anda
bersyahadat lâ ilâha illâllâh danmuhammadur
rasûlûllâh,menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan,
dan berhaji ke Baitullah jika Anda mampu menempuh jalannya.” Lelaki itu
berkata, “Engkau benar.” Kami heran terhadapnya, dia yang bertanya
sekaligus yang mengoreksinya. Lelaki itu bekata lagi, “Kabarkanlah
kepadaku tentang iman!” Beliau menjawab, “Anda beriman kepada Allah,
para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari Akhir, dan Anda
beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” Lelaki itu
menjawab, “Engkau benar.” Dia bekata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang
ihsan!” Beliau menjawab, “Anda menyembah Allah seolah-olah melihatnya.
Jika Anda tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihat Anda.”
Dia berkata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang hari Kiamat!” Beliau
menjawab, “Tidaklah yang ditanya lebih tahu daripada yang bertanya.”
Dia berkata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang tanda-tandanya.” Beliau
menjawab, “Jika seorang budak wanita melahirkan majikannya, dan jika
Anda melihat orang yang tidak beralas kaki, tidak berpakaian, miskin,
dan penggembala kambing saling bermegah-megahan meninggikan bangunan.”
Kemudian lelaki itu pergi. Aku diam sejenak lalu beliau bersabda, “Hai
‘Umar! Tahukah kamu siapa yang bertanya itu?”  Aku menjawab, “Allah dan
Rasul-Nya lebih tahu.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya dia Jibril yang
datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.” Diriwayatkan oleh
Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 8), Sunan Abu Dawud (no. 4695), Sunan
at-Tirmidzi (no. 2610), Sunan Ibnu Majah (no. 63), Sunan an-Nasa`i
(VIII97-101), dan Musnad Ahmad (I27, 28, 51, 52), Musnad
ath-Thayalisi (no. 21), dan Musnad Abu Ya’la (no. 237)]


Hadits ke-3
Rukun Islam
عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْن الخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ
النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: «بُنِيَ الإِسْلامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
الله وَأَنَّ مُحَمَّدَاً رَسُوْلُ اللهِ، وَإِقَامِ الصَّلاةِ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ البِيْتِ، وَصَوْمِ
رَمَضَانَ» رواه البخاري ومسلم.
Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu
‘anhuma, berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Islam dibagun di atas lima hal: syahadat lâ ilâha
illâllâh dan muhammadur rasûlûllâh, menegakkan shalat, menunaikan
zakat, haji ke Baitullah, dan puasa Ramadhan.” Diriwayatkan oleh
al-Bukhari dan Muslim.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 8), Shahih Muslim (no.
16), Sunan at-Tirmidzi (no. 2609), Sunan an-Nasa`i (VIII107-108),
dan Musnad Ahmad (II26, 93, 120, 143), dan Musnad al-Humaidi (no. 703)]


Hadits ke-4
Proses Penciptaan Manusia dan Takdir yang Menyertainya
عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ المَصْدُوْقُ: «إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ
أَرْبَعِيْنَ يَوْمَاً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ
إِلَيْهِ المَلَكُ فَيَنفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ وَيَؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ
أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَالله الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ حَتَّى مَا
يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلاذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا،
وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَايَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ
عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا» رواه البخاري ومسلم.
Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menceritakan kepada
kami dan beliau seorang yang jujur lagi diakui kejujurannya,
“Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di perut
ibunya selama empat puluh hari berupa sperma, kemudian menjadi segumpal
darah selama itu pula, kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula,
kemudian diutus seorang malaikat kepadanya untuk meniupkan ruh padanya,
dan diperintahkan empat kalimat: menulis rezekinya, ajalnya, amalnya,
dan celaka atau bahagia. Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang
berhak disembah selain Dia, sesungguhnya seorang dari kalian benar-benar
beramal dengan amal penghuni surga hingga jarak antaranya dan surga
hanya sejengkal, lalu takdir mendahuluinya, lalu dia beramal dengan amal
penduduk neraka lalu ia pun memasukinya. Dan seseungguhnya seorang dari
kalian benar-benar  beramal dengan amal penduduk neraka hingga jarak
antaranya dengan neraka hanya sejengkal, lalu takdir mendahuluinya, lalu
ia beramal dengan amal penduduk surga, maka ia pun memasukinya.”
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 3208), Shahih Muslim
(no. 2643), Sunan Abu Dawud (no. 4708), Sunan at-Tirmidzi (no.
2137), dan Sunan Ibnu Majah (no. 76)]


Hadits ke-5
Bahaya Bid’ah
عَنْ أُمِّ المُؤمِنِينَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ» رواه البخاري ومسلم.
Dari Ummul Mukminin Ummu Abdillah ‘Aisyah RAH, berkata: Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang
mengada-mengada dalam urusan kami ini yang bukan bagian darinya, maka ia
tertolak.” Diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 2697), Shahih Muslim
(no. 1718), Sunan Abu Dawud (no. 4606), Sunan Ibnu Majah (no. 14),
dan Musnad Ahmad (VI73, 146, 180, 240, 256, 270)]
وفي رواية لمسلم: «مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ»
Dalam riwayat Muslim, “Barangsiapa yang beramal tanpa ada perintahnya
dari kami, maka amal itu tertolak.”
[Shahih: Shahih Muslim (no. 1718)]


Hadits ke-6
Halal dan Haram
عَنْ أَبِيْ عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بِشِيْر رضي الله عنهما قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: «إِنَّ الحَلالَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَات
لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرأَ لِدِيْنِهِ وعِرْضِه، وَمَنْ
وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الحَرَامِ كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الحِمَى يُوشِكُ أَنْ يَقَعَ فِيْهِ. أَلا
وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمَىً. أَلا وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ. أَلا وإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلُحَتْ
صَلُحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذَا فَسَدَت فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلا وَهيَ القَلْبُ» رواه البخاري ومسلم.
Dari Abu Abdillah an-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma berkata:
aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Sesungguhnya yang halal telah jelas dan yang haram telah jelas, dan di
antara keduanya ada hal-hal yang samar yang tidak diketahui kebanyakan
manusia. Barangsiapa menjaga diri dari hal yang samar (syubhat), sungguh
dia telah memelihara agama dan kehormatannya, dan barangsiapa yang
terjatuh pada yang syubhat, akan terjatuh pada yang haram, seperti
penggembala yang menggembala di sekitar tanah larangan yang suatu saat
akan memasukinya. Ketahuilah, sesungguhnya setiap raja memiliki batas
larangan. Ketahuilah batas larangan Allah adalah hal yang
diharamkan-Nya. Ketahuilah, di dalam tubuh ada segumpal daging, jika
baik baik pula seluruh tubuh, tetapi jika buruk buruk pula seluruh
tubuh. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” Diriwayatkan oleh
al-Bukhari dan Muslim.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 52, 2051), Shahih
Muslim (no. 1599), Sunan Abu Dawud (no. 3329, 3330), Sunan
at-Tirmidzi (no. 1205), Sunan Ibnu Majah (no. 3984), Sunan
an-Nasa`i (VII241-243), dan Musnad Ahmad (IV267)]


Hadits ke-7
Agama adalah Nasihat
عَنْ أَبِيْ رُقَيَّةَ تَمِيْم بْنِ أَوْسٍ الدَّارِيِّ رضي الله عنه أَنَّ النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: «الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ»قُلْنَا: لِمَنْ؟ قَالَ:«للهِ، ولكتابه، ولِرَسُوْلِهِ، وَلأَئِمَّةِ
المُسْلِمِيْنَ، وَعَامَّتِهِمْ» رواه مسلم.
Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus ad-Dari radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama adalah nasihat.” Kami
bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Untuk Allah, Kitab-Nya,
Rasul-Nya, dan pemimpin kaum muslimin dan orang awamnya.”
DiriwayatkanolehMuslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 55), Sunan Abu Dawud (no. 4944),
Sunan an-Nasa`i (VII156-157), dan Musnad Ahmad (IV102-103)]


Hadits ke-8
Haram Darah Seorang Muslim
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: «أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى
يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدَاً رَسُوْلُ اللهِ وَيُقِيْمُوْا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا
الزَّكَاةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءهَمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلامِ وَحِسَابُهُمْ
عَلَى اللهِ تَعَالَى» رواه البخاري ومسلم.
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka
bersyahadat lâ ilâha illâllâh dan muhammadur rasûlûllâh, menegakkan
shalat, dan membayar zakat. Jika mereka melaksanakan hal tersebut, maka
mereka telah memelihara harta dan darah mereka dariku kecuali dengan hak
islam, dan hisab mereka diserahkan kepada Allah Ta’ala.”
Diriwayatkanoleh al-Bukhari dan Muslim.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 25), Shahih Muslim
(no. 22), Sunan ad-Daruquthni (I512, no. 886), dan as-Sunan al-Kubra
lil Baihaqi (III92, 367, VIII177)]


Hadits ke-9
Menjalankan Perintah Semampunya
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْرٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: «مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فأْتُوا مِنْهُ مَا
اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ»
رواه البخاري ومسلم.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: aku mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apa yang aku larang bagi
kalian maka jauhilah, dan apa yang aku perintahkan kepada kalian maka
kerjakan semampu kalian. Sesungguhnya yang membinasakan orang-orang
sebelum kalian adalah banyak bertanya dan menyelisihi para nabi
mereka.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 7288), Shahih Muslim
(no. 1337), Sunan at-Tirmidzi (no. 2679), Sunan Ibnu Majah (no. 1,
2), Sunan an-Nasa`i (V110-111), dan Musnad Ahmad (II247, 258, 428,
517)]


Hadits ke-10
Meninggalkan yang Haram
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : «إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ
يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبَاً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى: ((
يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً )) [المؤمنون: ٥١] وَقَالَ
تَعَالَى: (( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ )) [البقرة: ١٧٢]
ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ،
وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ له»
رواه مسلم.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, berkata: Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah itu baik, tidak
mau menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah
memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang telah diperintahkan
kepada para rasul, Allah berfirman, ‘Wahai para Rasul makanlah dari
segala sesuatu yang baik dan kerjakanlah amal shalih.’ [QS. Al-Mukminun
[23]: 51] Dan Dia berfirman,‘Wahai orang-orang yang beriman,
makanlah dari apa-apa yang baik yang telah Kami berikan
kepadamu.’[QS.Al-Baqarah[2]:
172]Kemudian beliau menceritakan kisah seorang laki-laki yang
melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu. Dia
menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa,‘Wahai
Rabb-ku, wahai Rabb-ku,’sedangkan makanannya haram,
minumannya haram, pakaiannya haram, dan (perutnya) dikenyangkan dengan
makanan haram, maka bagaimana mungkin orang do’anyaakan
dikabulkan.”Diriwayatkan oleh Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 1015), Sunan at-Tirmidzi (no. 2989),
Musnad Ahmad (II328), dan Sunan ad-Darimi (II300)]


Hadits ke-11
Tinggalkan Apa yang Meragukan
عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ الحَسَنِ بنِ عَلِيّ بنِ أبِي طالبٍ سِبْطِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَرَيْحَانَتِهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «دَعْ
مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ» رواه الترمذي والنسائي وقال الترمذي: حديث حسن صحيح.
Dari Abu Muhammad al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib cucu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kesayangannya, berkata: aku hafal
dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tinggalkan apa yang
meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.” Diriwayatkan oleh
at-Tirmidzi dan Nasa`i, dan at-Tirmidzi berkata, “Hadits hasan shahih.”
[Shahih: Sunan at-Tirmidzi (no. 2518), Sunan an-Nasa`i
(VIII327-328), Musnad Ahmad (I200), Sunan ad-Darimi (II245),
Mushannaf Abdurrazzaq (no. 4984), Musnad ath-Thayalisi (no. 1274),
al-Mustadrak (II13, IV99), dan Sunan al-Baihaqi (V335)]


Hadits ke-12
Tinggalkan Apa yang Tidak Berguna
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مِنْ حُسْنِ
إِسْلامِ المَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ» حديثٌ حسنٌ، رواه الترمذي وغيره هكذا.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata :Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara bagusnya keislaman seseorang
adalah meninggalkan apa yang tidak berguna baginya.” Hadits hasan,
diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan selainnya seperti itu.
[Shahih: Sunan at-Tirmidzi (no. 2317), Sunan Ibnu Majah (no. 3976)]


Hadits ke-13
Di Antara Kesempurnaan Iman
عَنْ أَبِيْ حَمْزَة أَنَسِ بنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لاَ يُؤمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ
لِنَفْسِهِ» رواه البخاري ومسلم.
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu pelayan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Tidak beriman (dengan sempurna) salah seorang dari
kalian hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk
dirinya sendiri.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 13), Shahih Muslim
(no. 45), Sunan tat-Tirmidzi (no. 2515), Sunan Ibnu Majah (no. 66),
Sunan an-Nasa`i (VIII115), Musnad Ahmad (III176, 206, 251, 272,
289), Sunan ad-Darimi (II307), Musnad Abu Awanah (I33), dan
Musnad Abu Ya’la (no. 2880, 3069, 3171, 3245)]


Hadits ke-14
Sebab-Sebab Darah Ditumpahkan
عنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لا يَحِلُّ
دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِلاَّ بإِحْدَى ثَلاثٍ: الثَّيِّبُ الزَّانِيْ، وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ، وَالتَّاركُ لِدِيْنِهِ
المُفَارِقُ للجمَاعَةِ» رواه البخاري ومسلم.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak halal darah seorang muslim kecuali
karena salah satu dari tiga hal: orang yang berzina padahal sudah
menikah, membunuh jiwa, dan orang yang meninggalkan agamanya lagi
memisahkan diri dari jamaah.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 6878), Shahih Muslim
(no. 1676), Sunan Abu Dawud (no. 4352), Sunan at-Tirmidzi (no.
1402), Sunan Ibnu Majah (no. 2534), Sunan an-Nasa`i (VII90-91),
Musnad Ahmad (I382, 428, 444), Sunan ad-Darimi (II218), dan
Mushannaf Ibnu Abi Syaibah (no. 28358)]


Hadits ke-15
Di Antara Akhlak Seorang Mukmin
عَن أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ كَانَ
يُؤمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرَاً أَو لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاليَومِ
الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، ومَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ واليَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ» رواه
البخاري ومسلم.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan
hari Akhir, maka hendaklah dia berkata yang baik atau diam saja.
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah dia
memuliakan tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
Akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” Diriwayatkan oleh
al-Bukhari dan Muslim.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 6018, 6136, 6475),
Shahih Muslim (no. 47), Sunan Abu Dawud (no. 5154), Sunan
at-Tirmidzi (no. 2500), Sunan Ibnu Majah (no. 3971), Musnad Ahmad
(II267, 433, 463), dan Sunan al-Baihaqi (VIII164)]


Hadits ke-16
Jangan Marah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
أَوصِنِيْ!قَال: «لاَ تَغْضَبْ» فَرَدَّدَ مِرَارًا وَقَالَ: «لاَ تَغْضَبْ» رواه البخاري.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa seseorang berkata kepada
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berilah aku nasihat!” Beliau
menjawab, “Jangan marah.” Dia mengulangi beberapa kali dan beliau
menjawab, “Jangan marah.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari.
[Shahih: Shahih al-Bukhari (no. 6116), Sunan at-Tirmidzi (no.
2020), Musnad Ahmad (II362, 466), Mushannaf Abdurrazzaq (no.
20286), dan Mushannaf Ibnu Abi Syaibah (no. 25769)]


Hadits ke-17
Berbuat Baik Atas Segala Sesuatu
عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّادِ بنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: «إِنَّ اللهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا القِتْلَةَ، وَإِذَا
ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ، وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ» رواه مسلم.
Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah
menetapkan untuk berbuat baik atas segala sesuatu. Maka, apabila kalian
membunuh membunuhlah dengan cara yang baik, dan apabila kalian
menyembelih menyembelilah dengan baik pula. Hendaklah salah seorang dari
kalian menajamkan pisaunya dan mempermudah penyembelihan.” Diriwayatkan
oleh Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 1955), Sunan Abu Dawud (no. 2815),
Sunan at-Tirmidzi (no. 1409), Sunan Ibnu Majah (no. 3170), Sunan
an-Nasa`i (VII227), Musnad Ahmad (IV123, 124, 125), Sunan
ad-Darimi (II82), Musnad ath-Thayalisi (no. 1215), Mushannaf
Abdurrazzaq (no. 8604), dan Mushannaf Ibnu Abi Syaibah (no. 28386,
28388)]


Hadits ke-18
Bertakwalah Kepada Allah
عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ جُنْدُبِ بنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذِ بِنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ
رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ
الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ» رواه الترمذي وقال: حديث حسن، وفي بعض
النسخ: حسنٌ صحيح.
Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Muadz bin Jabal
radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Bertaqwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, dan
iringilah keburukan dengan kebaikan maka ia akan menghapusnya, dan
pergauilah manusia dengan akhlak yang baik.” Diriwayatkan oleh
at-Tirmidzi dan berkata, “Hadits hasan,” dalam redaksi lain, “Hasan shahih.”
[Hasan: Sunan at-Tirmidzi (no. 1987), Musnad Ahmad (V153, 158,
177), dan Sunan ad-Darimi (II323)]


Hadits ke-19
Jagalah Allah, Maka Dia akan Menjagamu
عَنْ أَبِي العَبَّاسٍ عَبْدِ اللهِ بنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ: كُنْتُ خَلْفَ النبي صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَومَاً فَقَالَ: «يَا غُلاَمُ إِنّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللهَ يَحفَظك،
احْفَظِ اللهَ تَجِدهُ تُجَاهَكَ، إِذَاَ سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَاَ اسْتَعَنتَ فَاسْتَعِن بِاللهِ،
وَاعْلَم أَنَّ الأُمّة لو اجْتَمَعَت عَلَى أن يَنفَعُوكَ بِشيءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلا بِشيءٍ قَد كَتَبَهُ
اللهُ لَك، وإِن اِجْتَمَعوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشيءٍ لَمْ يَضروك إلا بشيءٍ قَد كَتَبَهُ اللهُ
عَلَيْكَ، رُفعَت الأَقْلامُ، وَجَفّتِ الصُّحُفُ» رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح
Dari Abul Abbas Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata: aku
pernah di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari,
lalu beliau bersabda, “Hai anak muda! Sesungguhnya aku akan mengajarimu
satu kalimat, ‘Jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu. Jagalah Allah,
maka kamu akan mendapatinya di hadapanmu. Apabila kamu meminta, mintalah
kepada Allah. Apabila kamu meminta pertolongan, maka mintalah
pertolongan kepada Allah. Ketahuilah! Seandainya umat manusia bersatu
untuk memberikan suatu manfaat kepadamu, mereka tidak akan bisa
memberimu manfaat kecuali sesuatu yang telah Allah tulis untukmu, dan
seandainya mereka bersatu untuk menimpakan suatu bahaya kepadamu,
niscaya mereka tidak akan bisa menimpakan bahaya kepadamu kecuali
sesuatu yang telah ditulis atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran
telah kering.” Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan berkata, “Hadits hasan
shahih.”
وفي رواية غير الترمذي: «اِحفظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إلى اللهِ في الرَّخاءِ
يَعرِفْكَ في الشّدةِ، وَاعْلَم أن مَا أَخطأكَ لَمْ يَكُن لِيُصيبكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُن
لِيُخطِئكَ، وَاعْلَمْ أنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَربِ، وَأَنَّ مَعَ العُسرِ يُسراً»
Dalam riwayat selain at-Tirmidzi, “Jagalah Allah, maka kamu akan
mendapati-Nya di hadapanmu. Kenalilah Allah saat lapang, maka Dia akan
mengenalmu saat susah. Ketahuilah! Apa yang meleset bagimu tidak akan
menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan meleset. Ketahuilah!
Sesungguhnya pertolongan itu bersama kesabaran, sesungguhnya kelapangan
itu bersama kesempitan, dan sesungguhnya bersama kesusahan itu ada
kemudahan.”
[Shahih: Sunan at-Tirmidzi (no. 2516), Musnad Ahmad (I293, 303,
307-308), Musnad Abu Ya’la (no. 2549), al-Mustadrak (III541, 542),
dan al-Mu’jam al-Kabir lith Thabrani (no. 11243, 11426, 11560, 12988)]


Hadits ke-20
Malu Akhlak Para Nabi
عَنْ أَبيْ مَسْعُوْدٍ عُقبَة بنِ عَمْرٍو الأَنْصَارِيِّ البَدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ مِمَّا أَدرَكَ النَاسُ مِن كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُولَى إِذا لَم
تَستَحْيِ فاصْنَعْ مَا شِئتَ» رواه البخاري.
Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al-Anshari Al-Badri radhiyallahu ‘anhu,
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
“Sesungguhnya sebagian ajaran yang masih dikenal umat manusia dari
perkataan para nabi terdahulu adalah: ‘Bila kamu tidak punya rasa malu,
berbuatlah sesukamu.’” Diriwayatkan olehal-Bukhari.
[Shahih: Shahih al-Bukhari (no. 3483, 3484, 6120), Sunan Abu Dawud
(no. 4797), Sunan Ibnu Majah (no. 4183), Musnad Ahmad (IV121, 122,
V273), Musnad ath-Thayalisi (no. 655), dan al-Mu’jam al-Ausath (no.
2332)]


Hadits ke-21 
Katakanlah, “Aku beriman kepada Allah!”
عَنِ أَبيْ عَمْرٍو -وَقِيْلَ أَبيْ عمْرَةَ- سُفْيَانَ بنِ عَبْدِ اللهِ رضي الله عنه قَالَ: قُلْتُ: يَا
رَسُوْلَ اللهِ! قُلْ لِيْ فِي الإِسْلامِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدَاً غَيْرَكَ؟ قَالَ: «قُلْ آمَنْتُ
باللهِ ثُمَّ استَقِمْ» رواه مسلم
Dari Abu ‘Amr –ada yang berpendapat Abu Amrah– Sufyan bin Abdillah
ats-Tsaqafi radhiyallahu ‘anhu berkata: aku berkata, “Wahai
Rasulullah! Katakanlah kepadaku dalam Islam sebuah ucapan yang tidak aku
tanyakan lagi kepada selain Anda”’ Beliau menjawab, “Katakanlah, ‘Aku
beriman kepada Allah!’ kemudian istiqamahlah.’” Diriwayatkan oleh Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 38), Sunan at-Tirmidzi (no. 2410),
Sunan Ibnu Majah (no. 3972), Sunanul Kubra liln Nasa`i (no. 11425,
11426, 11776), Musnad Ahmad (III413, IV384-385), Sunan ad-Darimi
(II298), Musnad ath-Thayalisi (no. 1327), dan al-Mu’jam al-Kabir
lith Thabrani (no. 6396, 6397, 6398)]


Hadits ke-22
Amalan yang Memasukkan ke Surga
عَنْ أَبيْ عَبْدِ اللهِ جَابِرِ بنِ عَبْدِ اللهِ الأَنْصَارِيِّ رضي الله عنهما: أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ
النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: أَرَأَيتَ إِذا صَلَّيْتُ المَكْتُوبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضانَ،
وَأَحلَلتُ الحَلاَلَ، وَحَرَّمْتُ الحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلى ذَلِكَ شَيئاً أَأَدخُلُ الجَنَّة؟ قَالَ:
«نَعَمْ» رواه مسلم
ومعنى حرمت الحرام: اجتنبته. ومعنى أحللت الحلال: فعلته معتقدا حله.
Dari Abu Abdillah Jabir bin Abdillah al-Anshari radhiyallahu ‘anhuma
bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam seraya berkata, “Bagaimana pendapat Anda jika aku shalat wajib,
berpuasa Ramadhan, menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, dan
aku tidak menambah selain itu, apakah aku akan masuk surga?” Beliau
menjawab, “Ya.” Diriwayatkan oleh Muslim.
Makna “aku mengharamkan yang haram” adalah “aku menjauhinya”, dan makna
“aku menghalalkan yang halal” adalah “aku mengerjakannya dengan
menyakini kehalalannya”.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 15), Musnad Ahmad (III316, 348),
Musnad Abu Ya’la (no. 1936, 2291), dan Musnad Abu Awanah (I4-5)]


Hadits ke-23
Setiap Manusia Berbuat
عَنْ أَبِي مَالِكٍ الحَارِثِ بنِ عَاصِم الأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيْمَانِ، والحَمْدُ للهِ تَمْلأُ الميزانَ، وسُبْحَانَ
اللهِ والحَمْدُ للهِ تَمْلآنِ أَو تَمْلأُ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ والأَرْضِ، وَالصَّلاةُ نُورٌ، والصَّدَقَةُ
بُرْهَانٌ، وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَو عَلَيْكَ، كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائِعٌ نَفْسَهُ
فَمُعْتِقُهَا أَو مُوبِقُهَا» رواه مسلم.
Dari Abu Malik al-Harits bin Ashim al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersuci
adalah sebagian dari iman. Alhamdulillah memenuhi timbangan.
Subhanallah dan Alhamdulillah memenuhi –atau keduanya memenuhi–
antara langit dan bumi. Shalat adalah cahanya, sedekah adalah bukti,
sabar adalah lentera, dan al-Qur`an adalah hujjah yang membelamu atau
yang melawanmu. Setiap manusia memasuki waktu pagi dalam keadaan menjual
dirinya, lalu dia memerdekakannya atau membinasakannya.” Diriwayatkan
oleh Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 223), Sunan at-Tirmidzi (no. 3517),
Sunan Ibnu Majah (no. 280), Musnad Ahmad (V342, 343-344), Sunan
ad-Darimi (I167), dan Musnad Abu Awanah (I223)]


Hadits ke-24
Janganlah Kalian Saling Menzhalimi
عَنْ أَبي ذرٍّ الغِفَارْي رضي الله عنه عَن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فيمَا يَرْويه عَنْ
رَبِّهِ عزَّ وجل أَنَّهُ قَالَ: «يَا عِبَادِيْ! إِنِّيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِيْ وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ
مُحَرَّمَاً فَلا تَظَالَمُوْا. يَا عِبَادِيْ! كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِكُمْ. يَا
عِبَادِيْ! كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فاَسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ. يَا عِبَادِيْ! كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ
مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُوْنِيْ أَكْسُكُمْ. يَا عِبَادِيْ! إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ
الذُّنُوْبَ جَمِيْعَاً فَاسْتَغْفِرُوْنِيْ أَغْفِرْ لَكُمْ. يَا عِبَادِيْ! إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوْا ضَرِّيْ فَتَضُرُّوْنِيْ
وَلَنْ تَبْلُغُوْا نَفْعِيْ فَتَنْفَعُوْنِيْ. يَا عِبَادِيْ! لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ
كَانُوْا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فَيْ مُلْكِيْ شَيْئَاً. يَا عِبَادِيْ! لَوْ
أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوْا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ
مِنْ مُلْكِيْ شَيْئَاً. يَا عِبَادِيْ! لَوْ أنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوْا فِيْ صَعِيْدٍ
وَاحِدٍ فَسَأَلُوْنِيْ فَأَعْطَيْتُ كُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِيْ إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ
المِخْيَطُ إَذَا أُدْخِلَ البَحْرَ. يَا عِبَادِيْ! إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيْهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيْكُمْ
إِيَّاهَا، فَمَنْ وَجَدَ خَيْرَاً فَليَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ» رواه
مسلم.
Dari Abu Dzar al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam tentang hadits yang diriwayatkan dari Rabb-nya bahwa
Dia berfirman, “Hai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya Aku telah mengharamkan
kezhaliman atas diri-Ku dan menjadikannya haram di antara kalian, maka
janganlah kalian saling menzhalimi. Hai hamba-hamba-Ku! Setiap kalian
adalah orang yang sesat kecuali siapa yang Aku beri petunjuk, maka
mintalah petunjuk kepada-Ku niscaya Aku beri kalian petunjuk. Hai
hamba-hamba-Ku! Setiap kalian adalah lapar kecuali siapa yang Aku beri
makan, maka mintalah makan kepada-Ku, pasti Aku beri kalian makan. Hai
hamba-hamba-Ku! Setiap kalian adalah telajang kecuali siapa yang Aku
beri pakaian, maka mintalah kepada-Ku pakaian, pasti Aku akan beri
kalian pakaian. Hai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya kalian melakukan dosa
di malam dan siang hari sementara Aku mengampuni dosa-dosa semuanya,
maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni kalian. Hai
hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya kalian tidak akan sampai kepada bahaya-Ku
lalu kalian membahayakan-Ku, dan tidak akan sampai kepada manfaat-Ku
lalu kalian memberi-Ku manfaat. Hai hamba-hamba-Ku! Seandainya yang
paling awal dan terakhir dari kalian baik jin dan manusia semuanya
berada pada hati yang paling bertakwa salah seorang dari kalian, tentu
tidak akan menambah kerajaan-Ku sedikitpun. Hai hamba-hamba-Ku!
Seandainya yang paling awal dan terakhir dari kalian baik jin dan
manusia semuanya berada pada hati yang paling durhaka salah seorang dari
kalian, tentu tidak akan mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun. Hai
hamba-hamba-Ku! Seandainya yang paling awal dan terakhir dari kalian
baik jin dan manusia semuanya berada di atas satu bukit, lalu semuanya
meminta kepada-Ku, lalu Aku beri semua permintaannya, maka hal itu tidak
akan mengurangi sedikitpun apa yag ada di sisi-Ku, secuali sekedar
seperti berkurangnya samudra jika jarum dimasukkan. Hai hamba-hamba-Ku!
Sesungguhnya itu hanyalah amal-amal kalian yang Aku tulis untuk kalian
kemudian Aku sempurnakan itu untuk kalian. Barangsiapa yang mendapati
kebaikan hendaklah ia memuji Allah, dan barangsiapa yang mendapati
selain itu janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri.” Diriwayatkan
oleh Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 2557), Sunan at-Tirmidzi (no. 2495),
Sunan Ibnu Majah (no. 4257), Musnad Ahmad (V160), Mushannaf
Abdrurrazzaq (no. 20272), Sunan al-Baihaqi (VI93), al-Adab
al-Mufrad (no. 490), dan al-Mustadrak (IV241)]


Hadits ke-25
Setiap Kebaikan adalah Sedekah
عَنْ أَبي ذَرٍّ رضي الله عنه أَيضَاً: أَنَّ نَاسَاً مِنْ أَصحَابِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالوا للنَّبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَارَسُولَ الله! ذَهَبَ أَهلُ الدثورِ
بِالأُجورِ، يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّيْ، وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ، وَيَتَصَدَّقُوْنَ بفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ. قَالَ:
«أَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا تَصَّدَّقُوْنَ؟ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَة، وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً،
وَكُلِّ تَحْمَيْدَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٍ بالِمَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٍ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ،
وَفِيْ بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ» قَالُوا: يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِيْ أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا
أَجْرٌ؟ قَالَ: «أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فَيْ حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فَي
الحَلالِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu: sekelompok manusia dari shahabat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ya Rasulullah! Orang-orang kaya
memborong banyak pahala. Mereka shalat seperti kami shalat, mereka puasa
seperti kami puasa, tetapi mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta
mereka.” Beliau bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan untuk kalian
apa yang bisa kalian sedekahkan? Sesungguhnya setiap tasbih adalah
sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah,
setiap tahlil adalah sedekah, setiap memerintah yang ma’ruf adalah
sedekah, setiap melarang kemungkaran adalah sedekah, dan pada senggama
kalian ada sedekahnya pula.” Mereka berkata, “Ya Rasulullah! Benarkah
salah seorang dari kami melampiaskan syahwatnya lantas dia mendapat
pahala?” Beliau menjawab, “Bagaimana menurut kalian, jika dia
melampiaskannya pada yang haram, bukankah dia akan mendapat dosa? Begitu
pula, jika dia melampiaskannya pada yang halal, maka dia mendapat
pahala.” Diriwayatkan oleh Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 1006), Sunan Abu Dawud (no. 5243,
5244), Musnad Ahmad (V167, 168), al-Adab al-Mufrad (no. 227), dan
Musnad al-Bazzar (no. 3917, 3918)]


Hadits ke-26
Setiap Persendian Wajib Bersedekah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كُلُّ
سُلامَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلُّ يَومٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ: تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ،
وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ في دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَو تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ، وَالكَلِمَةُ
الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلاةِ صَدَقَةٌ، وَتُمِيْطُ الأَذى عَنِ الطَّرِيْقِ
صَدَقَةٌ» رواه البخاري ومسلم.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap persendian manusia wajib
bersedekah setiap hari di mana matahari terbit di hari itu: engkau
mendamaikan antara dua orang adalah sedekah, engkau menolong seseorang
untuk menaiki tunggangannya atau menggangkutkan barangnya ke atas
tunggangannya adalah sedekah, kalimat yang baik adalah sedekah, setiap
langkah yang engkau ayunkan menuju shalat adalah sedekah, engkau
menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah.” Diriwayatkan oleh
al-Bukhari dan Muslim.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 2707, 2891, 2989),
Shahih Muslim (no. 1009), Musnad Ahmad (II312, 316, 374), dan
Sunan al-Baihaqi (IV187-188)]


Hadits ke-27
Kebaikan dan Dosa
عَنِ النَوَّاسِ بِنْ سَمْعَانِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
«البِرُّ حُسْنُ الْخُلْقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فيِ نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَّطْلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ» رواه مسلم.
Dari an-Nawwas bin Sam’an al-Anshari radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kebaikan adalah akhlak yang
mulia, dan dosa adalah apa yang membuat sesak dadamu dan engkau tidak
suka orang lain mengetahuinya.” Diriwayatkan oleh Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 2553), Sunan at-Tirmidzi (no. 2389),
Musnad Ahmad (IV182), al-Adab al-Mufrad (no. 295, 302), Sunan
ad-Darimi (II322), dan al-Mustadrak (II14)]
وَعَنْ وَابِصَةُ بِنْ مَعْبَدٍ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ، قال: أَتَيْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
فقال: «جِئْتَ تَسْأَلُ عَنِ الْبِرِّ وَ الْإِثْمِ؟» قُلْتُ: نعم! قال: «اسْتَفْتِ قَلْبَكَ، البِرُّ مَا
اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ اِلَيْهِ الْقَلْبُ، وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي
الصَّدْرِ، وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكً»
قال الشيخ رحمه الله: حديث حسن، رويناه في مسندي الإمام أحمد بن حنبل و
الدارمي بإسناد حسن.
Dari Wabishah bin Ma’bad radhiyallahu ‘anhu berkata: aku datang kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu beliau bersabda,
“Engkau datang untuk bertanya tentang kebaikan dan dosa?” Aku
menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “Tanyakan kepada dirimu sendiri.
Kebaikan adalah apa yang membuat jiwa tenang dan apa yang membuat hati
tentram, dan dosa adalah apa yang menyesakkan jiwa dan membuat ragu
dada, meskipun manusia berfatwa kepadamu.” 
Syaikh (Imam an-Nawawi) berkata, “Hadits hasan, kami meriwayatkannya
dari Musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan Musnad ad-Darimi dengan sanad hasan.”
[Dha’if jiddan: Musnad Ahmad (IV228), Sunan ad-Darimi (II245-246),
dan Musnad Abu Ya’la (no. 1583, 1584)]


Hadits ke-28
Mendengar dan Ta’at
عَن أَبي نَجِيحٍ العربَاضِ بنِ سَاريَةَ رضي الله عنه قَالَ: وَعَظَنا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَوعِظَةً وَجِلَت مِنهَا القُلُوبُ وَذَرَفَت مِنهَا العُيون، فَقُلْنَا: يَارَسُولَ اللهِ!
كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأَوصِنَا، قَالَ: «أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عز وجل وَالسَّمعِ وَالطَّاعَةِ
وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِيْ فَسَيَرَى اخْتِلافَاً كَثِيرَاً، فَعَلَيكُمْ
بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ المّهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ
الأُمُورِ فإنَّ كلّ مُحدثةٍ بدعة، وكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ» رواه أبو داود والترمذي وقال:
حديث حسن صحيح.
Dari Abu Najih al-Irbadh bin Sariyah berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menasihati kami dengan suatu nasihat yang menjadikan
hati bergetar dan mata menangis, lalu kami berkata, “Ya Rasulullah!
Seolah-olah ini adalah nasihat perpisahan, maka berilah kami wasiat.”
Beliau menjawab, “Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada
Allah Azza wa Jalla, mendengar dan patuh meskipun yang menjadi pemimpin
kalian seorang budak. Baransiapa yang hidup sepeninggalku, dia akan
melihat banyak sekali perbedaan. Maka, hendaklah ia berpegang teguh
kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang terbimbing. Gigitlah
ia dengan gigi geraham. Waspadalah kalian dari perkara yang baru dan
setiap bid’ah adalah sesat.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan
at-Tirmidzi, dan dia berkata, “Hadits hasan shahih.”
[Shahih: Sunan Abu Dawud (no. 4607), Sunan at-Tirmidzi (no. 2676),
Sunan Ibnu Majah (no. 42, 43), Musnad Ahmad (IV126-127), dan Sunan
ad-Darimi (I44)]


Hadits ke-29
Pintu-Pintu Kebaikan
عَن مُعَاذ بن جَبَلٍ رضي الله عنه قَالَ قُلتُ: يَا رَسُولَ الله! أَخبِرنِي بِعَمَلٍ يُدخِلُني
الجَنَّةَ وَيُبَاعدني منٍ النار. قَالَ: «لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ
اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ: تَعْبُدُ اللهَ لاَتُشْرِكُ بِهِ شَيْئَا، وَتُقِيْمُ الصَّلاة، وَتُؤتِي الزَّكَاة،
وَتَصُومُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ البَيْتَ» ثُمَّ قَالَ: «أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الخَيْرِ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ،
وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ المَاءُ النَّارَ، وَصَلاةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ» ثُمَّ
تَلا :  ((تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ)) حَتَّى بَلَغَ: ((يَعْلَمُونَ)) [السجدة: ١٦-١٧]
ثُمَّ قَالَ: «أَلا أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ وَعَمُودِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ؟» قُلْتُ: بَلَى يَارَسُولَ اللهِ!
قَالَ: «رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلامُ وَعَمُودُهُ الصَّلاةُ وَذروَةُ سَنَامِهِ الجِهَادُ» ثُمَّ قَالَ: «أَلا
أُخبِرُكَ بِملاكِ ذَلِكَ كُلِّهِ؟» قُلْتُ: بَلَى يَارَسُولَ اللهِ! فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالَ: «كُفَّ عَلَيْكَ
هَذَا!» قُلْتُ: يَانَبِيَّ اللهِ! وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟ فَقَالَ: «ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ
يَامُعَاذُ! وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ -أَو قَال عَلَى مَنَاخِرِهِمْ- إِلاَّ حَصَائِدُ
أَلسِنَتِهِمْ؟» رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح.
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu berkata: aku berkata, “Wahai
Rasulullah, beritahu aku amal yang akan memasukkanku ke dalam surga dan
menjauhkanku dari neraka.” Beliau bersabda,“Engkau telah bertanya
tentang masalah yang besar. Namun, itu adalah perkara yang mudah bagi
siapa yang dimudahkan oleh Allah: engkau menyembah Allah jangan
menyekutukan-Nya dengan apapun, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat,
berpuasa Ramadhan, dan haji ke Baitullah.” Kemudian beliau bersabda,
“Maukah kamu aku tunjukkan pintu-pintu kebajikan? Puasa adalah perisai,
sedekah memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api, dan shalatnya
seseorang di tengah malam.” Kemudian beliau membaca ayat,“Lambung
mereka jauh dari tempat tidurnya...” hingga
firman-Nya,“Sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan.”[QS. As-Sajdah [32]: 16-17]Kemudian beliau
bersabda kembali, “Maukah kamukuberitahu pangkal agama,
tiangnya,dan puncak tertingginya?”Aku menjawab, “Mau, wahai
Rasulullah.”Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Pokok
urusan adalah Islam,tiangnya adalah shalat, dan puncak
tertingginya adalah jihad.” Kemudian beliau melanjutkan, “Maukah
kamukuberitahu tentang kendali bagi semua itu?” Saya menjawab,
“Mau, wahai Rasulullah.” Beliau lalu memegang lidahnya dan bersabda,
“Jagalah ini.” Saya berkata, “Wahai Nabi Alloh, apakah kita akan
disiksa karena ucapan-ucapan kita?” Beliau menjawab,“Celaka kamu.
Bukankah banyak dari kalangan manusia yang tersungkur kedalam api neraka
dengan mukanya terlebih dahulu –dalam riwayat lain: dengan lehernya
terlebih dahulu–itu gara-gara buah ucapan lisannya?”Diriwayatkan
olehat-Tirmidzi danberkata, “Hadits ini hasan shahih.”
[Shahih: Sunan at-Tirmidzi (no. 2616), Sunan Ibnu Majah (no.
3973), as-Sunan al-Kubra lin-Nasa`i (11330), Musnad Ahmad (V231,
236, 237, 245), dan Mushannaf Abdurrazzaq (no. 20303)]


Hadits ke-30
Batasan-Batasan Allah
عَنْ أَبِيْ ثَعْلَبَةَ الخُشَنِيِّ جُرثُومِ بنِ نَاشِرٍ رضي الله عنه عَن رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ اللهَ فَرَضَ فَرَائِضَ فَلا تُضَيِّعُوهَا، وَحَدَّ حُدُودَاً فَلا تَعْتَدُوهَا
وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلا تَنْتَهِكُوهَا، وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ فَلا تَبْحَثُوا
عَنْهَا» حديث حسن رواه الدارقطني وغيره.
Dari Abu Tsa'labah al-Khusyanni Jurtsum bin Nasyir radhiyallahu ‘anhu,
dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya
Allah telah menetapkan beberapa kewajiban maka janganlah engkau
menyepelekannya, telah menentukan batasan-batasan maka janganlah engkau
melanggarnya, dan telah pula mengharamkan beberapa hal maka janganlah
engkau jatuh kedalamnya. Dia juga mendiamkan beberapa hal –karena kasih
sayangnya kepada kalian bukannya lupa– maka janganlah engkau
membahasnya.” Hadits hasan, diriwayatkan oleh ad-Daruquthni dan selainnya.
[Dha’if: Sunan ad-Daruquthni (no. 4316). Dinilai dha’if oleh al-Albani]


Hadits ke-31
Buah Zuhud
عَنْ أَبي العَباس سَعدِ بنِ سَهلٍ السَّاعِدي رضي الله عنه قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النبي صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُول الله: دُلَّني عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَملتُهُ أَحَبَّني اللهُ
وَأَحبَّني النَاسُ؟ فَقَالَ: «ازهَد في الدُّنيَا يُحِبَّكَ اللهُ، وازهَد فيمَا عِندَ النَّاسِ يُحِبَّكَ
النَّاسُ» حديث حسن رواه ابن ماجة وغيره بأسانيد حسنة.
Dari Abul Abbas Sa’ad bin Sahl as-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu berkata:
seseorang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu
berkata, “Wahai Rasulullah! Tunjukkanlah kepadaku suatu amal yang
apabila aku kerjakan, maka Allah mencintaiku dan manusia juga
mencintaiku!” Beliau menjawab, “Zuhudlah di dunia maka Allah akan
mencintaimu, dan zuhudlah dari apa yang di tangan manusia maka manusia
akan mencintaimu.” Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan
selainnya dengan sanad  yang hasan.
[Hasan: Sunan Ibnu Majah (no. 4102), Raudhatul Uqala (hal. 128)
oleh Ibnu Hibban, Mustadrak al-Hakim (IV313), al-Mu’jamul Kabir
(no. 5972) oleh ath-Thabrani, Hilyatul Aulia (VII155, no. 9991) oleh
Abu Nu’aim, Syu’abul Iman (no. 10043) oleh al-Baihaqi, al-Kamil
(III458) oleh Ibnu Adi, dan adh-Dhu’afa (II357) oleh al-Uqaili]


Hadits ke-32
Tidak Ada Bahaya dan Tidak Boleh Membahayakan
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ سَعْدٍ بِنْ مَالِكٍ بِنْ سِنَانٍ الخُدْرِي رَضِيَ اللَّه عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ» حديث حسن . رواه ابن ماجة
والدارقطني وغيرهما مسندا، ورواه مالك في الموطأ مرسلا عن عمرو بن يحيى عن
أبيه عن النبي صلى الله عليه وسلم فأسقط أبا سعيد، وله طرق يقوي بعضها بعضا .
Dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinan al-Khudri radhiyallahu ‘anhu
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh
membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membahayakan orang lain.”
Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Majah, ad-Daraquthni, dan selain
keduanya dengan sanadnya, serta diriwayatkan pula oleh Malik dalam
al-Muwaththa` secara mursal dari Amr bin Yahya dari ayahnya dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa menyebutkan Abu Sa’id, tetapi ia
memiliki banyak jalan periwayatan yang saling menguatkan satu sama lain.
[Hasan: al-Muwaththa` (no. 31) dan Sunan ad-Daruquthni (no. 4461)]


Hadits ke-33
Bukti Wajib Bagi Penuntut
عنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَوْ يُعْطَى
النَّاسُ بِدعوَاهُمْ، لادَّعَى رِجَالٌ أَمْوَال قَومٍ وَدِمَاءهُمْ، وَلَكِنِ البَينَةُ عَلَى المُدَّعِي،
وَاليَمينُ عَلَى مَن أَنكَر» حديث حسن رواه البيهقي هكذا بعضه في الصحيحين.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya setiap manusia dipenuhi
tuntutannya, niscaya orang-orang akan menuntut harta suatu kaum dan
darah mereka. Namun, bukti wajib bagi penuntut dan sumpah wajib bagi
yang meningkarinya.” Hadits hasan, diriwayatkan oleh al-Baihaqi seperti
ini, sebagiannya diriwayatkan dalam Shahihain.
[Hasan: Sunanul Kubra (V331-332, X252), Shahih al-Bukhari (no.
4552), Shahih Muslim (no. 1711), Sunan Ibnu Majah (no. 2321),
Mushannaf Abdurrazzaq (no. 15193), dan al-Mu’jam al-Kabir (no.
11224) oleh ath-Thabrani]


Hadits ke-34
Merubah Kemungkaran
عَنْ أَبي سَعيدٍ الخُدريِّ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعتُ رِسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقولُ: «مَن رَأى مِنكُم مُنكَرَاً فَليُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ
يَستَطعْ فَبِقَلبِه وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإيمَانِ» رواه مسلم.
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu berkata: aku mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa dari
kalian melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan tangannya. Jika tidak
bisa, maka dengan lisannya. Jika tidak bisa, maka dengan hatinya, dan
itu merupakan selemah-lemah iman.” Diriwayatkan oleh Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 49), Sunan Abu Dawud (no. 1140, 4340),
Sunan at-Tirmidzi (no. 2172), Sunan Ibnu Majah (no. 1275, 4013),
Sunan an-Nasa`i (VIII111-112), dan Musnad Ahmad (III10, 20, 49,
52-53, 54)]


Hadits ke-35
Hamba-Hamba Allah adalah Bersaudara
عَنْ أَبي هُرَيرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ
تَحَاسَدوا، وَلاَتَنَاجَشوا، وَلاَ تَبَاغَضوا، وَلاَ تَدَابَروا، وَلاَ يَبِع بَعضُكُم عَلَى بَيعِ
بَعضٍ، وَكونوا عِبَادَ اللهِ إِخوَانَاً، المُسلِمُ أَخو المُسلم، لاَ يَظلِمهُ، وَلاَ يَخذُلُهُ،
وَلا يكْذِبُهُ، وَلايَحْقِرُهُ، التَّقوَى هَاهُنَا -وَيُشيرُ إِلَى صَدرِهِ ثَلاَثَ مَراتٍ- بِحَسْبِ امرىء
مِن الشَّرأَن يَحْقِرَ أَخَاهُ المُسلِمَ، كُلُّ المُسِلمِ عَلَى المُسلِمِ حَرَام دَمُهُ وَمَالُه وَعِرضُه»
رواه مسلم.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian saling mendengki, jangan
saling najasy, jangan saling marah, jangan saling membelakangi, dan
jangan saling menjual barang yang sedang ditawar saudaranya. Jadilah
hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim menjadi saudara muslim
lainnya. Tidak boleh ia menzhaliminya, menelantarkannya, dan
menghinanya. Takwa itu di sini –beliau memberi isyarat ke dadanya tiga
kali–. Cukuplah keburukan bagi seseorang jika ia menghina saudaranya
yang muslim. Setiap muslim atas muslim lainnya haram darahnya, hartanya,
dan kehormatannya.’” Diriwayatkan oleh Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 2564), Sunan Ibnu Majah (no. 3933,
4213), dan Musnad Ahmad (no. 360)]
Najasy adalah orang yang tidak ada keingininan membeli suatu barang,
menawar dengan harga tinggi untuk kepentingan penjual sehingga
memudharatkan orang yang mau membelinya atau jadi membelinya tanpa
merasa kemahalan, atau memuji barang dagangan penjual supaya laku
terjual. Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam melarang sistem jual beli seperti ini. [Lihat Shahih
al-Bukhari (no. 2142, 6963), Shahih Muslim (no. 1516), dan lainnya]


Hadits ke-36
Keutamaan Akhlak dan Ilmu
عَنْ أَبي هُرَيرَة رضي الله عنه عَنِ النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ نَفَّسَ عَنْ
مُؤمِن كُربَةً مِن كُرَبِ الدُّنيَا نَفَّسَ اللهُ عَنهُ كُربَةً مِنْ كرَبِ يَوم القيامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ
على مُعسرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُّنيَا والآخِرَة، وَمَنْ سَتَرَ مُسلِمَاً سَتَرَهُ الله في
الدُّنيَا وَالآخِرَة، وَاللهُ في عَونِ العَبدِ مَا كَانَ العَبدُ في عَونِ أخيهِ، وَمَنْ سَلَكَ
طَريقَاً يَلتَمِسُ فيهِ عِلمَاً سَهَّلَ اللهُ لهُ بِهِ طَريقَاً إِلَى الجَنَّةِ، وَمَا اجتَمَعَ قَومٌ في
بَيتٍ مِنْ بيوتِ اللهِ يَتلونَ كِتابِ اللهِ وَيتَدارَسونهَ بَينَهُم إِلا نَزَلَت عَلَيهِم السَّكينَة
وَغَشيَتهم الرَّحمَة وحَفَتهُمُ المَلائِكة وَذَكَرهُم اللهُ فيمَن عِندَهُ، وَمَنْ بَطَّأ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ
يُسْرِعْ بهِ نَسَبُهُ» رواه مسلم بهذا اللفظ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan dari
kesusahan-kesusahan dunia orang mukmin, maka Allah akan menghilangkan
kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari Kiamat. Barangsiapa yang memberi
kemudahan orang yang kesulitan, maka Allah akan memberi kemudahan
baginya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba selagi dia
menolong saudaranya. Barangsiapa yang menempuh perjalanan dalam rangka
menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.
Tidaklah berkumpul sekelompok orang di salah satu rumah Allah untuk
membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya di antara mereka, melainkan
akan turun kepada mereka ketenangan, rahmat meliputinya, para malaikat
mengelilinginya, dan Allah menyanjung namanya kepada malaikat yang ada
di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak akan bisa
dikejar oleh nasabnya.” Diriwayatkan oleh Muslim dengan lafazh ini.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 2699), Sunan Abu Dawud (no. 3643),
Sunan at-Tirmidzi (no. 1425, 2646, 2945), Sunan Ibnu Majah (no.
225), Musnad Ahmad (II252, 325), Sunan ad-Darimi (I99), Musnad
ath-Thayalisi (no. 2561), dan al-Mustadarak (I88-89)]


Hadits ke-37
Kebaikan dan Keburukan
عَن ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ
تَبَارَكَ وَتَعَالى أَنَّهُ قَالَ: «إِنَّ الله كَتَبَ الحَسَنَاتِ وَالسَّيئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ؛ فَمَنْ هَمَّ
بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا
اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمائَةِ ضِعْفٍ إِلىَ أَضْعَاف كَثِيْرَةٍ. وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ
يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً
وَاحِدَةً» رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ في صَحِيْحَيهِمَا بِهَذِهِ الحُرُوْفِ.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam tentang hadits yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya
tabaraka wa ta’ala. Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah menulis
kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan kemudian menjelaskannya.
Barangsiapa yang berniat melakukan kebaikan lalu tidak mengerjakannya,
maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna,
dan jika dia berniat mengerjakan kebaikan lalu mengerjakannya, maka
Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh
puluh ribu lipat hingga perlipatan yang banyak. Jika dia berniat
melakukan keburukan lalu tidak jadi mengerjakannya, maka Allah menulis
itu di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurnya, dan jika dia
berniat keburukan lalu mengerjakannya, maka Allah menulis itu sebagai
satu keburukan.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim di kitab
shahih keduanya dengan lafazh ini.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 6491), Shahih Muslim
(no. 131), dan Musnad Ahmad (I310, 361)]


Hadits ke-38
Keutamaan Wali Allah
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «إِنَّ اللهَ
تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيَّاً فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ. وَمَا تَقَرَّبَ إِلِيَّ عَبْدِيْ بِشَيءٍ أَحَبَّ
إِلِيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ. ولايَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا
أَحْبَبتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا،
وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِيْ بِهَا. وَلَئِنْ سَأَلَنِيْ لأُعطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِيْ لأُعِيْذَنَّهُ» رواه
البخاري.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman,
‘Barangsiapa yang menyakiti waliku, maka Aku mengumumkan perang
kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang
paling Aku cintai selain apa yang Aku wajibkan baginya. Hamba-Ku
senantiasa mendekat kepada-Ku dengan amalan sunnah sehingga Aku
mencintainya. Apabila aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya
yang ia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia gunakan untuk
melihat, tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan kakinya yang ia
gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku, pasti aku beri. Jika
dia meminta perlindungan kepada-Ku pasti aku lindungi.’” Diriwayatkan
oleh al-Bukhari.
[Shahih: Shahih al-Bukhari (no. 6502) dan as-Sunan al-Kubra lil
Baihaqi (III346, X219)]


Hadits ke-39
Tiga Hal yang Allah Maafkan
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَال: «إِنَّ اللهَ
تَجَاوَزَ لِي عَنْ أُمَّتِي الخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ» حديث حسن رواه ابن
ماجه والبيهقي وغيرهما.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mengampuni umatku
untuku: kekeliruan, lupa, dan apa yang dipaksakan kepadanya.” Hasan,
diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Baihaqi, dan selainnya.
[Shahih: Sunan Ibnu Majah (no. 2045), as-Sunan al-Kubra lil
Baihaqi (VII356-357), Sunan ad-Daraquthni (III403), dan
al-Mustadrak (II198)]


Hadits ke-40
Hiduplah Laksana Musafir
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: أَخَذَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمنْكبيَّ
فَقَالَ: «كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ»
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam memegang kedua pundakku, lalu bersabda, “Jadilah
engkau di dunia seperti orang asing atau seorang musafir.”
وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ
فَلا تَنْتَظِرِ المَسَاءَ. وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لمَوْتِكَ. رواه البخاري.
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Jika kamu memasuki sore
hari, maka jangan menunggu pagi hari. Jika kamu memasuki pagi hari, maka
jangan menunggu sore hari. Manfaatkanlah sehatmu sebelum sakitmu, dan
hidupmu sebelum matimu.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari.
[Shahih: Shahih al-Bukhari (no. 6416), Sunan at-Tirmidzi (no.
2333), Sunan Ibnu Majah (no. 4114), dan Musnad Ahmad (II24, 41)]


Hadits ke-41
Mengikuti Syariat adalah Tiang Keimanan
عَنْ أَبِيْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بِنِ عمْرِو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَواهُ تَبَعَاً لِمَا جِئْتُ بِهِ» حَدِيْثٌ
حَسَنٌ صَحِيْحٌ رَوَيْنَاهُ فِي كِتَابِ الحُجَّةِ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ.
Dari Abu Muhammad Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak
beriman (secara sempurna) seorang dari kalian hingga hawa nafsunya
mengikuti apa yang aku bawa.” Hadits hasan shahih, kami meriwayatkannya
dari kitab al-Hujjah dengan sanad shahih.
[Dha’if: Syarhus Sunnah lil Baihaqi (no. 104) dan as-Sunnah lilbi
Abil Ashim (no. 15). Dinilai dha’if oleh Imam Ibnu Rajab dan Syaikh
al-Albani]


Hadits ke-42
Luasnya Ampunan Allah
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
قَالَ اللهُ تَعَالَى: «يَا ابْنَ آَدَمَ! إِنَّكَ مَا دَعَوتَنِيْ وَرَجَوتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ
مِنْكَ وَلا أُبَالِيْ. يَا ابْنَ آَدَمَ! لَو بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ استَغْفَرْتَنِيْ غَفَرْتُ
لَكَ. يَا ابْنَ آَدَمَ! إِنَّكَ لَو أَتَيْتَنِيْ بِقِرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لقِيْتَنِيْ لاَ تُشْرِك بِيْ
شَيْئَاً لأَتَيْتُكَ بِقِرَابِهَا مَغفِرَةً» رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحَيْحٌ.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: aku mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Tabarak wa
Ta’ala berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selagi engkau berdoa
kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni dosa yang ada padamu dan
aku tidak peduli. Hai anak Adam! Seandainya dosa-dosamu membumbung
sepenuh langit, kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, pasti Aku
ampuni dan aku tidak peduli. Hai anak Adam! Seandainya engkau
mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku tanpa
menyekutukan-Ku dengan apapun, pasti Aku akan menemuimu dengan sepenuh
bumi pula ampunan.” Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan berkata, “hadits
hasan shahih.”
[Shahih: Sunan at-Tirmidzi (no. 3540)]

Wa'allahu A'llam
===============

No comments:

Post a Comment