Terjemahan Khutbah kitab Mahalli
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
(Aku mulai) dengan nama Allah yang maha pengasih lagi yang maha penyayang.
الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إنْعَامِهِ،
(Bermula) segala jenis puji (itu) (tsabit ia segala jenis puji) bagi Allah (itu) atas pemberian nikmat-Nya (Allah).
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ
Dan (bermula) rahmat dan sejahtera (itu) (tsabit ia rahmat dan sejahtera) atas penghulu kita (siapa penghulu kita) Muhammad dan atas keluarganya (Muhammad) dan atas semua sahabatnya (Muhammad).
هَذَا مَا دَعَتْ إلَيْهِ حَاجَةُ الْمُتَفَهِّمِينَ لِمِنْهَاجِ الْفِقْهِ
(Bermula) ini (syarah) ( itu) barang yang menyeru kepadanya (barang) (oleh) hajat orang-orang yang ingin mempelajari bagi (kitab) Minhaj dalam ilmu fiqh.
مِنْ شَرْحٍ يُحِلُّ أَلْفَاظَهُ وَيُبَيِّنُ مُرَادَهُ، وَيُتَمِّمُ مُفَادَهُ عَلَى وَجْهٍ لَطِيفٍ
(Yaitu) sebuah syarahan yang menguraikan (ia syarah) (akan) lafadh-lafadhnya (minhaj) dan yang menjelaskan ia (syarah) (akan) maksud-maksudnya (minhaj) dan menyempurnakan ia (syarah) (akan) faedah-faedahnya (minhaj) (hal keadaan semua itu) (itu) atas bentuk yang sangat kecil.
خَالٍ عَنْ الْحَشْوِ وَالتَّطْوِيلِ حَاوٍ لِلدَّلِيلِ وَالتَّعْلِيلِ،
Yang sunyi ia (syarah) dari pada pembahasan yang tidak penting dan penjelasan yang terlalu luas lagi yang melengkapi ia (syarah) bagi dalil dan argumentasi.
وَاللهَ أَسْأَلُ أَنْ يَنْفَعَ بِهِ وَهُوَ حَسْبِي وَنِعْمَ الْوَكِيلُ.
Dan (khusus akan) Allah aku memohon (akan) bahwa memberi manfaat IA (Allah) dengannya (syarah). Dan bermula dia-Nya (Allah) (itu) yang mencukupiku dan sebaik-baik pelindung.
قَالَ الْمُصَنِّفُ (بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) أَيْ أَفْتَتِحُ
(Telah) berkatalah penulis (kitab Minhaj at-Thaalibiin/Imam an-Nawawi) dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Maksudnya saya memulai (penyusunan kitab ini dengan BASMALAH).
(الْحَمْدُ للهِ) هِيَ مِنْ صِيَغِ الْحَمْدِ وَهُوَ الْوَصْفُ بِالْجَمِيلِ
(Bermula) segala jenis puji (itu tsabit ia segala jenis puji) bagi Allah. (bermula) dianya (الْحَمْدُ للهِ) (itu sebahagian) dari pada bentuk-bentuk pujian dan bermula ianya (pujian) (itu) mengsifatkan dengan hal-hal yang bagus.
إذْ الْقَصْدُ بِهَا الثَّنَاءُ عَلَى اللَّهِ بِمَضْمُونِهَا مِنْ أَنَّهُ مَالِكٌ لِجَمِيعِ الْحَمْدِ مِنْ الْخَلْقِ
Karena (bermula) tujuan (yang tsabit ianya tujuan) dengannya (الْحَمْدُ للهِ) (itu) sanjungan (yang tsabit ianya sanjungan) atas Allah dengan kandungannya (الْحَمْدُ للهِ) karena bahwa susungguh-Nya (Allah) (itu) pemilik bagi sekalian puji (yang tsabit ia sekalian puji) dari pada makhluk.
أَوْ مُسْتَحِقٌّ لِأَنْ يَحْمَدُوهُ لَا الْإِخْبَارُ بِذَلِكَ
Atau (itu) yang berhak bagi bahwa memuji oleh mereka itu (makhluk) akan-Nya (Allah) bukan menceritakan akan demikian (Segala puji bagi Allah).
(الْبَرِّ) بِالْفَتْحِ أَيْ الْمُحْسِنِ (الْجَوَادِ) بِالتَّخْفِيفِ أَيْ الْكَثِيرِ الْجُودِ أَيْ الْعَطَاءِ
Yang (الْبَرِّ) (ia Allah) (dibaca) dengan fatah maksudnya maha berbuat ihsan lagi yang (الْجَوَادِ) (dibaca) dengan tanpa tasydid maksudnya yang sangat banyak (اَلْجُوْدِ) maksudnya pemberian.
(الَّذِي جَلَّتْ) أَيْ عَظُمَتْ (نِعَمُهُ) جَمْعُ نِعْمَةٍ بِمَعْنَى إنْعَامٍ (عَنْ الْإِحْصَاءِ) أَيْ الضَّبْطِ (بِالْأَعْدَادِ) أَيْ بِجَمِيعِهَا {وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لا تُحْصُوهَا}
(Allah) الَّذِي yang جَلَّتْ maksudnya yang agunglah segala pemberian nikmat-Nya (الَّذِي) (bermula dianyaنِعَمُ)) (itu) bentuk jamak dari lafadh نِعْمَةٍ (hal keadaannya نِعْمَةٍ) (itu) dengan makna memberi nikmat. (jauh) dari pada الْإِحْصَاءِ maksudnya membuat pembatasan dengan segala hitungan maksudnya dengan sekalinnya (nikmat-nikmat) (firman Allah) “Jika kamu menghitung nikmat Allah (niscaya) kamu hinggakan (akan) nya (nikmat).”
(الْمَانِّ) أَيْ الْمُنْعِمِ (بِاللُّطْفِ) أَيْ بِالْإِقْدَارِ عَلَى الطَّاعَةِ (وَالْإِرْشَادِ) أَيْ الْهِدَايَةِ لَهَا
Yang الْمَانِّ maksudnya yang maha memberi nikmat (ia Allah) dengan kelembutan maksudnya dengan memberi kekuasaan ia (Alla) atas berbuat ta’at dan memberi petunjuk (ia Allah) maksudnya memberi petunjuk (ia Allah) baginya (berbuat ta’at).
(الْهَادِي إلَى سَبِيلِ الرَّشَادِ) أَيْ الدَّالِ عَلَى طَرِيقِهِ وَهُوَ ضِدُّ الْغَيِّ
Lagi yang maha menunjuki (ia Allah) kepada jalan yang benar maksudnya yang menunjuki (ia Allah) atas jalannya (ar-Rasyad) dan (bermula) dianya (ar-Rasyad) itu kebalikan dari pada sesat (al-ghayyi)
(الْمُوَفِّقِ لِلتَّفَقُّهِ فِي الدِّينِ) أَيْ الْمُقْدِرِ عَلَى التَّفَهُّمِ فِي الشَّرِيعَةِ
Lagi yang memberi taufiq ia (Allah) untuk memahami dalam bidang ilmu agama maksudnya memberikan kuasa atas memahami dalam bidang syari’at.
(مَنْ لَطَفَ بِهِ) أَيْ أَرَادَ بِهِ الْخَيْرَ (وَاخْتَارَهُ) لَهُ (مِنْ الْعِبَادِ)
(akan) siman yang bersifat lembut ia (Allah) (akan) nya (siman) maksudnya menghendaki (Ia Allah) (akan) nya (siman) (akan) kebaikan dan memilih ia (Allah) (akan) nya (siman) dari pada segala hamba.
هَذَا مَأْخُوذٌ مِنْ حَدِيثِ الصَّحِيحَيْنِ «مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ»
(Bermula) ini (itu) diambil dari hadis dalam dua kitab shahih (shahih Bukhari dan shahih Muslim) “(Bermula) siman yang menghendaki (oleh) Allah (akan) nya (siman) (akan) kebaikan (niscaya) memberi faham (ia Allah) (akan) nya (siman) dalam bidang
(أَحْمَدُهُ أَبْلَغَ حَمْدٍ) أَيْ أَنْهَاهُ (وَأَكْمَلَهُ وَأَزْكَاهُ) أَيْ أَنْمَاهُ (وَأَشْمَلَهُ) أَيْ أَعَمَّهُ
Aku puji (akan) nya (Allah) (akan) semubalaghah-mubalaghah puji, maksudnya sehabis-habisnya (puji) dan sesempurna-sempurnanya (puji) dan أَزْكَاهُmaksudnya seberkembang-berkembangnya (puji) dan أَشْمَلَهُ maksudnya seumum-umumnya (puji).
الْمَعْنَى أَصِفُهُ بِجَمِيعِ صِفَاتِهِ إذْ كُلٌّ مِنْهَا جَمِيلٌ وَالْقَصْدُ بِذَلِكَ إيجَادُ الْحَمْدِ الْمَذْكُورِ،
(Bermula) makna (itu) aku sifatkan akannya (Allah) dengan sekalian sifat-sifatnya (Allah) karena (bermula) tiap-tiap daripadanya (sifat-sifat Allah) (itu) sangat bagus dan (bermula) tujuan dengan demikian (mengsifatkan Allah dengan segala sifatnya) (itu) menjadikan puji yang telah disebutkan akan dia puji.
وَهُوَ أَبْلَغُ مِنْ حَمْدِهِ الْأَوَّلِ، وَذَلِكَ أَوْقَعُ فِي النَّفْسِ مِنْ حَيْثُ تَفْصِيلُهُ وَفِي حَدِيثِ مُسْلِمٍ وَغَيْرِهِ «إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ» أَيْ نَحْمَدُهُ، لِأَنَّهُ مُسْتَحِقٌّ لِلْحَمْدِ
Dan (bermula) dia الخ) (أَحْمَدُه itu lebih mubalaghah dari pada pujinya (mushannif) yang pertama. Dan (bermula) itu (puji yang pertama) (itu) lebih tersentuh dalam jiwa dari pada sekira-kira rinciannya (yang pertama). Dan (tsabit) dalam hadis Muslim dan lainnya (Muslim) “Sesungguhnya segala jenis puji (itu tsabit ia segala puji) bagi Allah kami puji akannya (Allah) dan kami minta tolong (akan) nya (Allah). Maksudnya kami puji (akan) nya (Allah) karena bahwa sungguhnya (Allah) (itu) yang berhak bagi segala jenis pujian.
(وَأَشْهَدُ) أَيْ أَعْلَمُ (أَنْ لَا إلَهَ) لَا مَعْبُودَ بِحَقٍّ فِي الْوُجُودِ (إلَّا اللَّهُ) الْوَاجِبُ الْوُجُودِ
Dan saya bersaksi maksudnya saya meyakini (akan) bahwasanya tiada jenis Tuhan maksudnya tiada jenis sembahan (yang tsabit ia sembahan) dengan sebenarnya pada semua yang ada kecuali (itu) Allah yang wajiblah wujud.
(الْوَاحِدُ) أَيْ الَّذِي لَا تَعَدُّدَ لَهُ فَلَا يَنْقَسِمُ بِوَجْهٍ، وَلَا نَظِيرَ لَهُ، فَلَا مُشَابَهَةَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ غَيْرِهِ بِوَجْهٍ
Yang maha esa ia (Allah) maksudnya الَّذِي yang tiada jenis berbilang-bilang (itu) baginya (الَّذِي) maka tidak terbagia ia (Allah) dengan cara apapun dan tiada jenis bandingan (itu) baginya (Allah) maka tiada jenis keserupaan (itu) di antaranya (Allah) dan di antara lainnya (Alla) degnan cara apapun.
(الْغَفَّارُ) أَيْ السَّتَّارُ لِذُنُوبِ مَنْ أَرَادَ مِنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ فَلَا يُظْهِرُهَا بِالْعِقَابِ عَلَيْهَا،
Lagi yang maha mengampuni ia (Allah) maksudnya yang maha menutupi ia (Allah) bagi segala dosa orang-orang yang menghendaki ia (Allah) dari pada segala hambanya (Allah) yang berimanlah sekalian mereka itu (hamba) maka tidak menampakkan ia (Allah) (akan) nya (dosa-dosa) dengan menyiksa atasnya (dosa-dosa).
وَلَمْ يَقُلْ الْقَهَّارُ بَدَلَ الْغَفَّارِ لِأَنَّ مَعْنَى الْقَهْرِ مَأْخُوذٌ مِمَّا قَبْلَهُ إذْ مِنْ شَأْنِ الْوَاحِدِ فِي مُلْكِهِ الْقَهْرُ.
Dan tidak mengatakan ia (mushannif) (akan) القهّار (akan) ganti (dari) الغفّار karena bahwa sungguhnya makna mengerasi (itu) dapat dipahami (akan dia makna mengererasi) dari pada barang sebelumnya (al-qahhar) (maksudnya dari kata al-wahid: penj) karena sebahagian dari keadaan zat yang esa pada kerajaannya adalah mengerasi.
(وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الْمُصْطَفَى الْمُخْتَارُ) أَيْ مِنْ النَّاسِ لِيَدْعُوَهُمْ إلَى دِينِ الْإِسْلَامِ
Dan saya bersaksi (akan) bahwa sungguhnya Muhammad (itu) hambanya (Allah) dan (itu) rasulnya (Allah) yang dibersihkan akan dia (rasul) lagi yang dipilih akan dia (rasul) maksudnya dari pada sekalian manusia supaya bahwa mengajak ia (rasul) (akan) mereka itu (manusia) kepada agama Islam.
(صَلَّى اللَّه وَسَلَم عَلَيْهِ وَزَادَهُ فَضْلًا وَشَرَفًا لَدَيْهِ) أَيْ عِنْدَهُ وَالْقَصْدُ بِذَلِكَ الدُّعَاءُ أَيْ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَزِدْهُ. وَذَكَرَ التَّشَهُّدَ لِحَدِيثِ أَبِي دَاوُد وَالتِّرْمِذِيِّ «كُلُّ خُطْبَةٍ لَيْسَ فِيهَا تَشَهُّدٌ فَهِيَ كَالْيَدِ الْجَذْمَاءِ» أَيْ الْقَلِيلَةِ الْبَرَكَةِ.
(Kiranya) memberi rahmat ia (Allah) dan memberi kesejahteraan ia (Allah) atasnya (Muhammad) dan menambah ia (Allah) (akan) nya (Muhammad) (akan) kelebihan dan (akan) kemuliaan di sisinya (Allah) maksudnya di sisinya (Allah). Dan (bermula) tujuan dengan demikian (صلى الله الخ) itu berdo’a maksudnya ya Allah berilah rahmat dan berilah kesejahteraan atasnya (Muhammad) dan berilah tambahan akannya (Muhammad). Dan telah menyebutkan ia (mushannif) (akan) tasyahud karena hadis Abi Daud dan Tirmizi “(Bermula) tiap-tiap khutbah yang tidak adalah padanya (khutbah) (itu) tasyahud (itu niscaya) maka (bermula) dianya (khutbah) (itu) seperti tangan yang terpotong / berpenyakit kusta maksudnya sedikitlah berkah.”
(أَمَّا بَعْدُ) أَيْ بَعْدَمَا تَقَدَّمَ (فَإِنَّ الِاشْتِغَالَ بِالْعِلْمِ) الْمَعْهُودِ شَرْعًا الصَّادِقِ بِالْفِقْهِ وَالْحَدِيثِ وَالتَّفْسِيرِ
Adapun sesudah itu maksudnya sesudah barang yang terdahulu ia (barang) maka bahwa sungguh menyibukkan diri dengan ilmu yang dimaklumi akan dia (ilmu) pada syara’ yang terbenar ia ilmu dengan fiqh dan hadis dan tafsir
(مِنْ أَفْضَلِ الطَّاعَاتِ) لِأَنَّهَا مَفْرُوضَةٌ وَمَنْدُوبَةٌ. وَالْمَفْرُوضُ أَفْضَلُ مِنْ الْمَنْدُوبِ، وَالِاشْتِغَالُ بِالْعِلْمِ مِنْهُ لِأَنَّهُ فَرْضُ كِفَايَةٍ، وَفِي حَدِيثٍ حَسَّنَهُ التِّرْمِذِيُّ «فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ»
(itu) sebagian dari pada seafdhal-afdhal segala ta’at karena bahwa sungguhnya (segala ta’at) (itu) ada yang difardhukan dan (itu) ada yang disunatkan dan (bermula) yang difadhukan (itu) lebih afdhal dari pada yang disunatkan dan (bermula) menyibukkan diri dengan ilmu (itu) sebagian dari padanya (yang difadhukan) karena bahwa sungguhnya (menyibukkan diri dengan ilmu) itu fardhu kifayah. Dan (tsabit dalam satu hadis yang menghasankan (akan) nya (hadis) oleh Tirmizi “(bermula) kelebihan orang ‘alim di atas orang yang beribadah (itu) seperti kelebihanku di atas serendah-rendah kalian.”
(وَ) مِنْ (أَوْلَى مَا أُنْفِقَتْ فِيهِ نَفَائِسُ الْأَوْقَاتِ) وَهُوَ الْعِبَادَاتُ شَبَّهَ شَغْلَ الْأَوْقَاتِ بِهَا بِصَرْفِ الْمَالِ فِي وُجُوهِ الْخَيْرِ الْمُسَمَّى بِالْإِنْفَاقِ،
Dan (itu) sebagian dari seaula-aula barang yang diinfakkan padanya (barang) akan permata-permata segala waktu dan (bermula dianya (barang yang diinfakkan padanya barang ….) (itu) segala ibadah. Menyerupakan ia (mushannif) (akan) menghabiskan waktu dengannya (ibadah) (dengan apa diserupakan) dengan mempergunakan harta pada segala jalan kebaikan yang dinamakan akan dia (mempergunakan harta pada jalan kebaikan) dengan iinfaq.
وَوَصَفَ الْأَوْقَاتَ بِالنَّفَاسَةِ لِأَنَّهُ لَا يُمْكِنُ تَعْوِيضُ مَا يَفُوتُ مِنْهَا بِلَا عِبَادَةٍ، وَأَضَافَ إلَيْهَا صِفَتَهَا لِلسَّجْعِ، وَقَدْ يُقَالُ: هُوَ مِنْ إضَافَةِ الْأَعَمِّ إلَى الْأَخَصِّ كَمَسْجِدِ الْجَامِعِ، وَلَا يَصِحُّ عَطْفُ أَوْلَى عَلَى مِنْ أَفْضَلِ لِلتَّنَافِي بَيْنَهُمَا عَلَى هَذَا التَّقْدِيرِ
Dan mengsifatkan ia (mushannif) (akan) الْأَوْقَاتَ dengan النَّفَاسَةِ karena bahwa sungguhnya (hal wa sya-an) tidak mungkin (lah) menggantikan barang yang luput ia (barang) dari padanya (segala waktu) dengan tidak ada ibadah dan mengidhafahkan ia (mushannif) kepadanya (الْأَوْقَاتَ) akan sifatnya (الْأَوْقَاتَ) karena saja’. Dan terkadang-kakdang dikatakan : (Bermula) ianya idhafah (itu) dari pada idhafah yang sangat umum kepada yang sangat khusus (sama bandingannya) seperti masjid jami’. Dan tidak sah (lah) mengathafkan أَوْلىَ atas ْ أَفْضَلِ karena saling menafikan di antara keduanya (أَوْلىَdan أَفْضَلِ) atas ini takdir.
(وَقَدْ أَكْثَرَ أَصْحَابُنَا رَحِمَهُمُ اللَّهُ مِنْ التَّصْنِيفِ مِنْ الْمَبْسُوطَاتِ وَالْمُخْتَصَرَاتِ) فِي الْفِقْهِ وَالصُّحْبَةُ هُنَا الِاجْتِمَاعُ فِي اتِّبَاعِ الْإِمَامِ الْمُجْتَهِدِ فِيمَا يَرَاهُ مِنْ الْأَحْكَامِ مَجَازًا عَنْ الِاجْتِمَاعِ فِي الْعَشَرَةِ
Dan sungguh telah memperbanyak oleh ulama-ulama mazhab As-Syafi’I kiranya memberi rahmat (oleh) Allah (akan) mereka itu dari pada membuat tulisan dari pada kitab-kitab yang uraiannya luas dan kitab-kitab ringkasan dalam bidang ilmu fiqih. Dan (bermula) الصُّحْبَةُ di sini (itu) bersatu dalam mengikuti imam mujtahid pada barang yang berpendapat ia ( imam mujtahid) akannya (barang) dari pada segala hukum-hukum (hal keadaan demikian) (itu) majaz dari pada berkumpul dalam pergaulan.
(وَأَتْقَنُ مُخْتَصَرٍ الْمُحَرَّرُ لِلْإِمَامِ أَبِي الْقَاسِم) إمَامِ الدِّينِ عَبْدِ الْكَرِيمِ (الرَّافِعِيِّ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى) مَنْسُوبٌ إلَى رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ الصَّحَابِيِّ كَمَا وُجِدَ بِخَطِّهِ فِيمَا حَكَى رَحِمَهُ اللَّهُ
Dan (bermula) yang paling bagus kitab ringkasan (itu) kitab al-Muharrar (karangan) bagi Imam (siapa imam) Abi Qaasim (siapa Abi Qaasim) Imam Agama (siapa Imam agama) Abdil Karim yang dibangsakan kepada Ar-Rafi’ kiranya memberi rahmat (akan) Imam Rafi’I (oleh) Allah Ta’ala (bermula dianya ar-Rafi’i) (itu) dibangsakan kepada Rafi’ bin Khadij dari kalangan shahabat nabi sebagaiman barang yang didapatkan akan dianya (barang) pada tulisannya (Imam ar-Rafi’i) pada barang yang menghikayah ianya (Imam ar-Rafi’I) kiranya memberi rahmat (akan) imam Rafi’I (oleh) Allah.
(ذِي التَّحْقِيقَاتِ) الْكَثِيرَةِ فِي الْعِلْمِ وَالتَّدْقِيقَاتِ الْغَزِيرَةِ فِي الدِّينِ مِنْ كَرَامَاتِهِ مَا حُكِيَ أَنَّ شَجَرَةً أَضَاءَتْ عَلَيْهِ لَمَّا فَقَدَ وَقْتَ التَّصْنِيفِ مَا يُسْرِجُهُ عَلَيْهِ.
Yang mempunyai at-tahqiqaat (maksudnya) yang sangat banyak dalam ilmu dan at-tadqiiqat yang sangat melimpah dalam ilmu agama. (Sebagian) dari pada keramatnya (Imam Rafi’i) (itu) barang yang dihikayahkan akan dia (barang) (mana barang yang dihikayahkan) bahwa sungguh pohon (itu) bercahaya ia (pohon) atasnya (Imam Rafi’i) manakala kehabisan ia (Imam Rafi’i) pada waktu menulis karangan (akan) barang yang menerangi ia (barang) (akan) nya (Imam Rafi’i) atasnya (menulis).
(وَهُوَ) أَيْ الْمُحَرَّرُ (كَثِيرُ الْفَوَائِدِ عُمْدَةٌ فِي تَحْقِيقِ الْمَذْهَبِ) أَيْ مَا ذَهَبَ إلَيْهِ الشَّافِعِيُّ وَأَصْحَابُهُ مِنْ الْأَحْكَامِ فِي الْمَسَائِلِ مَجَازًا عَنْ مَكَانِ الذَّهَابِ
Dan (bermula) dianya maksudnya al-Muharrar (itu) sangat banyak faedah (itu) kebutuhan pokok dalam mentahqiqkan mazhab maksudnya barang yang berpendapat kepadanya (barang) (oleh) Imam As-Syafi’i dan semua shahabat-shahabatnya (Imam As-Syafi’i) dari pada segala hukum dalam segalam masalah (hal kedaan demikian itu) majaz dari pada tempat berjalan.
(مُعْتَمَدٌ لِلْمُفْتِي وَغَيْرِهِ مِنْ أُولِي الرَّغَبَاتِ) أَيْ أَصْحَابِهَا، وَهِيَ بِفَتْحِ الْغَيْنِ جَمْعُ رَغْبَةٍ بِسُكُونِهَا.
(Itu) tempat rujukan bagi para mufti dan lainnya (mufti) dari pada orang-orang yang mempunyai kegemaran maksudnya segala pemiliknya (kegemaran). Dan (bermula) dianya (الرَّغَبَاتِ) dibaca dengan fatah ghain (itu) jamak dari رَغْبَةٍ dibaca dengan sukunnya
(وَقَدْ الْتَزَمَ مُصَنِّفُهُ رَحِمَهُ اللَّهُ أَنْ يَنُصَّ) فِي مَسَائِلِ الْخِلَافِ (عَلَى مَا صَحَّحَهُ مُعْظَمُ الْأَصْحَابِ) فِيهَا (وَوَفَّى) بِالتَّخْفِيفِ وَالتَّشْدِيدِ (بِمَا الْتَزَمَهُ) حَسْبَمَا اطَّلَعَ عَلَيْهِ فَلَا يُنَافِي ذَلِكَ اسْتِدْرَاكُهُ عَلَيْهِ التَّصْحِيحَ فِي الْمَوَاضِعِ الْآتِيَةِ
Dan sungguh (telah) melazimkan oleh mushannifnya (al-Muharrar) kiranya memberi rahmat (akan) nya (mushannif) oleh Allah (akan) bahwa mengnashkan ia (mushannif) dalam masalah kilaf atas barang yang telah mentashhihkan akannya (barang) (oleh) kebanyakan ulama mazhab Syafi’I dalamnya (masalah khilaf). Dan (telah) menyempurnakan ia (mushannif) (dibaca) dengan tanpa tasydid dan dengan tasydid dengan barang yang melazimkan ia (mushannif) (akan) nya (barang) pada sekira-kira barang yang mengetahui ia mushannif atasnya (barang) maka tidak menafikan (akan) demikian (menyempurnakan barang yang ia lazimkan) (oleh) pembetulannya (Imam Nawawi) atasnya (mushannif) (akan) pentashhihan pada beberapa tempat yang akan datang ia (beberapa tempat).
(وَهُوَ) أَيْ مَا الْتَزَمَهُ (مِنْ أَهَمِّ أَوْ) هُوَ (أَهَمُّ الْمَطْلُوبَاتِ) لِطَالِبِ الْفِقْهِ مِنْ الْوُقُوفِ عَلَى الْمُصَحَّحِ مِنْ الْخِلَافِ فِي مَسَائِلِهِ (لَكِنْ فِي حَجْمِهِ) أَيْ الْمُحَرَّرِ (كبر يُعْجِزَ عن حِفْظه أَكْثَر أَهْلِ الْعَصْرِ) أَيْ الرَّاغِبِينَ فِي حِفْظِ مُخْتَصَرٍ فِي الْفِقْهِ (إلَّا بَعْضَ أَهْلِ الْعِنَايَاتِ) مِنْهُمْ فَلَا يَكْبُرُ، أَيْ يَعْظُمُ عَلَيْهِ حِفْظُهُ
Dan bermula dianya maksudnya barang yang (telah) melazimkan ia (mushannif) (akan) nya (barang) (itu) sebagian daripada yang paling penting atau bermula dianya (barang dilazimkan oleh mushannif) (itu) yang paling penting daripada segala yang dicari bagi orang yang mencari ilmu fiqh yaitu berpegang atas yang ditashhihkan daripada khilaf daripada segala masalahnya (khilaf). Tetapi (tsabit) pada bentuknya maksudnya al-Muharrar (itu) besar, yang lemah daripada menghafalnya (oleh) kebanyakan ahli masa maksudnya orang-orang yang suka pada menghafal mukhtashar dalam bidang ilmu fiqh kecuali sebagian orang-orang yang rajin daripada mereka itu (ahli masa) maka tidak berat atasnya (ahlu inayat) (oleh) menghafalnya (al-Muharrar).
(فَرَأَيْت) مِنْ الرَّأْيِ فِي الْأُمُورِ الْمُهِمَّةِ (اخْتِصَارَهُ) بِأَنْ لَا يَفُوتَ شَيْءٌ مِنْ مَقَاصِدِهِ (فِي نَحْوِ نِصْفِ حَجْمِهِ) هُوَ صَادِقٌ بِمَا وَقَعَ فِي الْخَارِجِ مِنْ الزِّيَادَةِ عَلَى النِّصْفِ بِيَسِيرٍ (لِيَسْهُلَ حِفْظُهُ) أَيْ الْمُخْتَصَرِ لِكُلِّ مَنْ يَرْغَبُ فِي حِفْظِ مُخْتَصَرٍ (مَعَ مَا) أَيْ مَصْحُوبًا ذَلِكَ الْمُخْتَصَرُ بِمَا (أَضُمُّهُ إلَيْهِ إنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى) فِي أَثْنَائِهِ.
Maka saya berpendapat (berasal) dari ra’yi dalam segala urusan yang penting (bukan daripada ruqyah/melihat) (akan) meringkasnya (al-Muharrar) dengan bahwa tidak hilang (lah) sedikit pun daripada tujuan-tujuannya (al-Muharrar) dalam sekitar setengah bentuknya (al-Muharrar). (bermula) dianya (sekitar setengah) (itu) yang terbenar ianya (sekitar setengah) dengan barang yang terjadi ianya (barang) dalam kenyataan daripada lebih atas setengah dengan sedikit supaya mudah (lah) menghafalnya maksudnya mukhtashar bagi tiap-tiap orang yang suka ia (orang) pada menghafal mukhtashar beserta barang maksudnya hal (keadaan demikian mukhtashar) (itu) disertakan akan demikian mukhtashar dengan barang yang aku gabung akannya (barang) jika menghendaki (oleh) Allah Ta’ala pada celah-celahnya (mukhtashar).
وَبِذَلِكَ قَرُبَ مِنْ ثَلَاثَةِ أَرْبَاعِ أَصْلِهِ كَمَا قِيلَ (مِنْ النَّفَائِسِ الْمُسْتَجَادَاتِ) أَيْ الْمُسْتَحْسَنَاتِ (مِنْهَا التَّنْبِيهُ عَلَى قُيُودٍ فِي بَعْضِ الْمَسَائِلِ) بِأَنْ تُذْكَرَ فِيهَا (هِيَ مِنْ الْأَصْلِ مَحْذُوفَاتٌ) أَيْ مَتْرُوكَاتٌ اكْتِفَاءً بِذِكْرِهَا فِي الْمَبْسُوطَاتِ
Dan dengan demikian (telah) hampir ia (mukhtashar) daripada tiga per empat ashalnya (mukhtashar) sebagai mana barang yang dikatakan orang akan dianya (barang) daripada permata-permata yang mustajadat maksudnya yang indah-indah. (sebagian) dari padanya (permata-permata yang indah) (itu) peringatan atas qayid-qayid pada sebagian masalah-masalah dengan bahwa disebutkan akan dia (qayid-qayid) padanya (masalah-masalah) (yang bermula) dianya (qayid-qayid) daripada ashal (itu) dibuangkan akan dia (qayid-qayid) maksudnya ditinggalkan akan dia (qayid-qayid) karena mempadakan dengan penyebutannya (qayid-qayid) dalam kitab-kitab yang besar.
(وَمِنْهَا مَوَاضِعُ يَسِيرَةٌ) نَحْوُ خَمْسِينَ مَوْضِعًا (ذَكَرَهَا فِي الْمُحَرَّرِ عَلَى خِلَافِ الْمُخْتَارِ فِي الْمَذْهَبِ) الْآتِي ذِكْرُهُ فِيهَا مُصَحَّحًا (كَمَا سَتَرَاهَا إنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى) فِي مُخَالَفَتِهَا لَهُ نَظَرًا لِلْمَدَارِكِ (وَاضِحَاتٍ) فَذِكْرُ الْمُخْتَارِ فِيهَا هُوَ الْمُرَادُ، وَلَوْ عَبَّرَ بِهِ أَوَّلًا كَانَ حَسَنًا
Dan (sebagian) daripadanya (permata-permata yang indah) (itu) beberapa tempat yang sedikit (ia beberapa tempat) (itu) sekitar lima puluh (apa ia lima puluh) tempat yang telah menyebutkan ia (Imam Rafi’i) (akan) nya (beberapa tempat) dalam al-Muharrar atas sebalik yang mukhtar dalam mazhab yang lagi akan datang (lah) sebutannya (sebalik mukhtar) padanya (beberapa tempat) (hal keadaannya yang sebalik mukhtar) (itu) yang ditashhihkan akan dia (yang sebalik mukhtar) sebagaimana barang yang (akan) kamu lihat akanya (barang) jika menghendaki oleh Allah ta’ala pada menyalahinya (beberapa tempat) baginya (mukhtar) karena melihat bagi dalil (akan) yang jelas. Maka (bermula) menyebutkan yang mukhtar padanya (beberapa tempat) dianya (menyebutkan mukhtar) (itu) yang dimaksud akan dia (menyebutkan mukhtar). Dan jikalau mengibarat ianya (Imam an-Nawawi) dengannya (zikr al-Mukhtar) pada awal (niscaya) ada ia (demikian ibarat) (itu) bagus.
(وَمِنْهَا إبْدَالُ مَا كَانَ مِنْ أَلْفَاظِهِ غَرِيبًا) أَيْ غَيْرَ مَأْلُوفِ الِاسْتِعْمَالِ (أَوْ مُوهِمًا) أَيْ مُوقِعًا فِي الْوَهْمِ أَيْ الذِّهْنَ (خِلَافَ الصَّوَابِ) أَيْ الْإِتْيَانُ بَدَلَ ذَلِكَ (بِأَوْضَحَ وَأَخْصَرَ مِنْهُ بِعِبَارَاتٍ جَلِيَّاتٍ) أَيْ ظَاهِرَاتٍ فِي أَدَاءِ الْمُرَادِ،
Dan (sebagian) daripadanya (permata-permata yang indah) (itu) menggantikan barang yang ada ia (barang) (itu) daripada lafadh-lafadhnya (al-Muharrar) (itu) asing maksudnya tiada sering pemakaian atau (itu) mengwahamkan maksudnya menjatuhkan dalam waham maksudnya pemikiran (akan) sebalik betul. Maksudnya mendatangkan (akan) ganti demikian (yang asing) dengan yang lebih jelas dan lebih ringkas daripadanya (yang asing) dengan ibarat-ibarat yang terang maksudnya yang jelas pada menyampaikan maksud.
وَأَدْخَلَ الْبَاءَ بَعْدَ لَفْظِ الْإِبْدَالِ عَلَى الْمَأْتِيِّ بِهِ مُوَافَقَةً لِلِاسْتِعْمَالِ الْعُرْفِيِّ وَإِنْ كَانَ خِلَافَ الْمَعْرُوفِ لُغَةً مِنْ إدْخَالِهَا عَلَى الْمَتْرُوكِ نَحْوَ: أَبْدَلْت الْجَيِّدَ بِالرَّدِيءِ، أَيْ أَخَذْت الْجَيِّدَ بِالرَّدِيءِ.
Dan (telah) memasukkan ia (Imam an-Nawawi) akan بِ sesudah lafadh إبْدَالُ atas sesuatu yang didatangkan akan dia (sesuatu) (bermula demikian) (itu) sesuai bagi pemakaian ‘uruf sekalipun ada ia (demikian) (itu) sebalik yang ma’ruf pada lughat yaitu (yang ma’ruf pada lughat) (itu) memasukkannya (بِ) atas yang ditinggalkan. (bermula demikian) (itu) seumpama :
أَبْدَلْت الْجَيِّدَ بِالرَّدِيءِ، أَيْ أَخَذْت الْجَيِّدَ بِالرَّدِيءِ
Aku gantikan (akan) yang baru dengan yang buruk. Maksudnya aku ambil (akan) yang baru dengan meninggalkan yang buruk
buruk.
No comments:
Post a Comment