Sunday, 6 January 2019
Teks pidato di depan manyat
berarti ia sudah tidak bisa menikmati segala kenikmatan yang ada di dunia ini. Untuk itu kita yang masih diberi umur panjang ini, gunakan sisa hidupnya untuk hal-hal yang baik, memperbanyak amal ibadah itulah yang kelak dikemudian hari yang kita haturkan kehadirat Allah SWT.Para bapak sekalian yang kami Hormati!Perkenankanlah kami berdiri di depan para bapak sekalian adalah untuk mewakili atau utusan keluarga yang terkena musibah, pertama kami sampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-setingginya kepada para hadirin yang telah memberikan bantuan kepada kami sekeluarga dari perawatan, memandikan, menyolatkan, hingga memakamkannya nanti. Mudah-mudahan amal ibadah bapak sekalian itu diterima oleh Allah SWT.Kedua, kami atas nama keluarga yang terkena musibah, mohon do’a dari bapak sekalian mudah-mudahan segala dosa-dosa bapak almarhum (.........) diampuninya, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Juga semua amal ibadah almarhum selama hidupnya diterima disisi-Nya.Ketiga, kami atas nama keluarga yang terkena musibah, mohon do’a restu dari bapak-bapak sekalian mudah-mudahan keluarga yang ditinggalkan mendapat kesabaran , ketabahan musibah yang menimpanya ini, sekaligus dapat mengembangkan nilai-nilai baik yang pernah dilakukan oleh almarhum semasa hidupnya. Amin ya robbal ‘alamin.Keempat, kami sebagai keluarga yang di tinggalkan almarhum bersedia menyelesaikan seluruh permasalahan beliau semasa hidupnya, termasuk masalah hutang piutang. Jika sekiranya ada, kami persilahkan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan hadirin dan handai taulan untuk menyelesaikanya kepada kami sekeluarga yang di tinggalkanya. Semuanya itu akan menjadi tanggung jawab kami sebagai keluarga yang di tinggalkan almarhum. Hal ini bertepatan dengan sebuah hadis baginda SAW yaitu: “Roh orang yang mati tidak akan naik ke Langit / lauh mahfuz sehingga hutangnya dijelaskan.”Para hadirin yang kami hormati!Peristiwa meninggalnya saudara muslim kita Almarhum bapak (...... .) ini hendaknya kita jadikan tauladan, bahwa masalah kematian itu adalah ditangan Allah semata, seseorang tidak berhak untuk mengetahuinya, kapan dan dimana kita akan mati. Hanya tuhanlah yang mengetahuinya. Dengan dimikian bahwa kehidupan kita didunia ini ada batas akhirnya, sedangkan kehidupan yang tiada batasnya adalah kehidupan di akherat kelak.Dan selanjutnya kehidupan kita di akherat itu bahagia atau celaka itu tergantung dari amalan-amalan kita sewaktu di dunia ini, kalau amalan-amalan kita di dunia ini banyak yang baik, yang diridhoi oleh Allah niscahya kehidupan kita di akherat akan bahagia, sebaliknya kalau banyak amalan-amalan kita di dunia ini yang jelek mak’siat yang melanggar syari’at Allah, niscahya kecelakaanlah yang akan kita rasakan kelak di akherat.Tapi saya yakin kalo Almarhum ini orang yang baik Masa hidupnya Banyak melakukan Amalan Amalan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment